Stop Pneumonia Pada Anak Sejak Dini

Webinar Stop Pneumonia yang diadakan oleh Save The Children

Dalam rangka memperingati Hari Pneumonia Sedunia, Save the Children mengajak Sahabat untuk terlibat dan mengikuti Festival Anak Sehat Indonesia melalui webinar yang menghadirkan Ibu Hj. Wury Ma'ruf Amin, Menkes, Men KPPA, ibu-ibu anggota kabinet, pembicara lintas sektor, praktisi dan juga public figure. Beruntung, Manda bisa mengikuti Webinar Stop Pneumonia yang diadakan oleh Save The Children tersebut. Dari webinar tersebut, Manda baru mengetahui sebuah fakta bahwa setiap menit dua anak meninggal dunia karena pneumonia. Jika tidak dicegah, pneumonia akan membunuh 11 juta anak di tahun 2030. Kondisi ini dapat kita ubah bersama-sama karena pneumonia dapat dicegah dan ditangani. Bagaimana langkah pencegahannya akan Manda tuliskan dalam artikel ini.


Hadir dalam webinar pada tanggal 12 November lalu, ibu wakil presiden. Ya, tanggal 12 November adalah Hari Pneumonia Dunia (HPD).Tanggal ini juga bertepatan dengan Hari Kesehatan Nasional. HPD merupakan upaya global untuk mengingatkan masyarakat dunia mengenai Pneumonia pada anak yang masih merupakan masalah global sebagai pembunuh utama anak sebelum mereka sempat merayakan ulang tahunnya yang kelima. 



Hadir juga menteri kesehatan, Bapak Terawan yang menyampaikan bahwa lebih dari 800.000 balita setiap tahun di dunia atau lebih dari 2.000 per hari meninggal akibat pneumonia. Angka ini lebih banyak jika dibandingkan dengan jumlah kematian balita karena penyakit lain seperti diare dan 1 malaria. Jika tidak ditangani dengan baik, maka pada tahun 2030 ketika Sustainablity Development Goal (SDG) berakhir, diperkirakan 11 juta balita meninggal karena Pneumonia.

Indonesia adalah salah satu dari tiga negara yang memiliki progres yang baik diantara 30 negara yang memiliki beban pneumonia tinggi di dunia yaitu memiliki angka kematian balita akibat pneumonia sebesar 4/1.000 kelahiran hidup di tahun 2018, mendekati target global 3/1.000 kelahiran hidup ditahun 2025. Namun demikian masih lebih dari 19.000 kematian balita atau dua anak setiap jam akibat pneumonia di tahun yang sama dan Pneumonia masih tetap termasuk penyebab utama kematian bayi dan balita di Indonesia.


Kenali Gejala Pneumonia



Penyebab pneumonia adalah bakteri, virus, jamur dan mikroba lainnya yang menginfeksi sel-sel paru yang selanjutnya membuat peradangan akut dengan gejalagejala kesulitan bernapas ringan sampai berat bahkan kematian. Kematian anak karena pneumonia, dapat disebabkan karena anak terlambat mendapat pertolongan yang tepat. Oleh karenanya perlu mengenali gejalanya sehingga bisa segera membawa anak yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat supaya anak bisa langsung mendapat pertolongan medis yang tepat. 


Waspadai gejala pneumonia pada anak diantaranya :
  1. Deman lebih dari 39 dercel.
  2. Batuk kering atau berdahak.
  3. Sesak nafas.
  4. Bernafas cepat.
  5. Nyeri pada dada.
  6. Tidak mau menyusu.
  7. Kehilangan nafsu makan.
  8. Bibir dan kuku membiru.


Kampanye Pencegahan Pneumonia


Save the Children International meluncurkan kampanye global dalam rangka 100 tahun di tahun 2019. Di Indonesia,Yayasan Sayangi Tunas Cilik (YSTC) sebagai organisasi lokal Save the Children meluncurkan kampanye yang dinamai STOP Pneumonia di bulan November tahun lalu yang dihadiri oleh Direktur Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Menular Langsung dan Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan RI. 



YSTC melalui kerjasama dengan organisasi masyarakat sipil, akademisi, organisasi profesi, pemerintah dan pihak swasta baik di tingkat nasional maupun di wilayah dampingan Save the Children di Kabupaten Sumba Barat, NTT dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat melanjutkan kampanye STOP Pneumonia untuk penyadaran dan perubahan perilaku masyarakat. Berbagai bentuk materi komunikasi edukasi dan informasi yang dapat diunduh di http://stoppneumonia.id



Pencegahan Pneumonia Pada Anak


Terdapat 3 Kerangka Global dalam upaya pengendalian pneumonia yaitu Perlindungan (Protection) melalui pemberian ASI eksklusif dan asupan gizi yang adekuat, Pencegahan (Prevention) melalui Imunisasi seperti Campak, Diphteri-Pertusis A. Latar Belakang Tetanus (DPT), Haemophilus Influenzae tipe B (Hib) dan Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), praktek hidup bersih, menghindari polusi di dalam rumah dan pengobatan (treatment) seperti akses terhadap layanan kesehatan dan deteksi dini di tingkat keluarga.


Kampanye STOP PENUMONIA




Program Kampanye STOP Pneumonia dapat turut serta menurunkan stunting melalui satu pesan kunci STOP Pneumonia yaitu peningkatan praktek pemberian ASI esklusif dan asupan gizi yang baik bagi anak anak Indonesia dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupannya (HPK). Tuntaskan iminisasi untuk anak. Obati ke fasilitas kesehatan jika anak sakit. Pastikan kecukupan gizi dan hidup bersih sehat.

STOP PNEUMONIA yang MUDAH dihafalkan, bukan? Yuk, mulai sekarang kita menjadi agen dari STOP PNEUMONIA di lingkungan sekitar kita. Mulai dari lingkungan terkecil dan usaha pencegahan dari lingkungan terdekat. Kita cegah bersama Pneumonia!

Tidak ada komentar