Rahasia Mengatur Keuangan Rumah Tangga Bagi Pasangan Menikah


I found a girl beautiful and sweet 
I never knew you were the someone waiting for me
'Cause we were just kids when we fell in love



I found a woman, stronger than anyone I know

She shares my dreams, I hope that someday I'll share her home

I found a love, to carry more than just my secrets


Halo sahabat Manda, tergelitik membuat postingan organik tentang lifestyle yang dialami seharian. Ternyata berkunjung ke banyak tulisan blog kawan-kawan seprofesi membuat ide untuk menuangkan cerita versi masing-masing menjadi hal yang bisa dijadikan teman organik di postingan www.ceritamanda.com kali ini. 

Tentunya, setiap isi kepala akan berbeda ketika membaca sebuah opini. Menjadi manusia dewasa yang siap menerima pendapat dan pandangan orang lain yang belum tentu sama dengan isi kepala kita, demikian kiranya Manda mencoba menuliskan opini di blog cerita Manda ini supaya tidak menjadikan dosa tidak terlihat yang menyakiti sahabat Manda gara-gara opini pribadi yang kutuliskan. Sebelumnya, mohon maaf lahir batin ya

Tulisan "Rahasia Mengatur Keuangan Keluarga" ini dilatarbelakangi oleh banyak hal dan tentunya A-Znya belum seberapa dibanding teman-teman yang lebih punya banyak pengalaman dengan masa pernikahan yang lebih lama dari kami. Tulisan ini juga banyak mengandung disclaimer ya, yaitu : pasangan menikah yang belum punya keturunan. Semoga saja mencerahkan bagi pasangan baru menikah untuk bisa belajar dari pengalaman kami.

Terlahir sebagai anak pertama di keluarga yang diperistri oleh anak pertama di keluarga suami. Sekaligus kami adalah kakak bagi seorang adek di masing-masing keluarga kami. Ceritanya sudah sering diceritakan, mau ngulang lagi kok nanti jadi panjang tulisannya. Baca saja di link bawah ini ya!

Baca juga : Pernikahan Sulung Ketemu Sulung

Magnet Rejeki Pernikahan


Percayalah, bahwa pernikahan itu membawa rejeki. Segerakan! Meski demikian, segerakannya harus bersyarat, diantaranya : sudah cukup umur dan ada pegangan income untuk berumah tangga. Bohong banget kalau kita bisa kenyang karena makan cinta. Dan tidak ada kedewasaan HQQ jika masih bersembunyi di balik ketiak orang tua. Bangga itu jika berumah tangga mengandalkan tangan dan kaki sendiri untuk ngasih makan anak orang. Bolding ya para calon suami.

Baca juga : Rejeki Sepaket Suami Istri

Kami berdua, dulunya sama-sama bekerja. Sejak mencari modal untuk hidup senang di awal pernikahan, kami sudah bekerja. Masuk ke usia dewasa, kita pun akhirnya menikah. Di awal pernikahan, kami masih sama-sama bekerja. Hingga  T A K D I R menuliskan cerita berbeda dari perjalanan rejeki kami berdua. 

Di tahun ke 2 pernikahan, cerita mimpi kita berubah, skenarioNya ternyata meleset dari yang kita perhitungkan. Masa-masa itu benar-benar menguatkan kami berdua. Teruji menjadi pasangan suami istri dan alhamdulillah cerita di tahun kedua pernikahan, JUSTRU menjadi cerita kenangan yang indah untuk diceritakan di usia SEBELAS pernikahan kami saat ini.

Baca juga : Tentang Ibu Bekerja VS Ibu Rumah Tangga

Satu yang kupelajari dari yang pernah terjadi adalah NO JUDGING. Ketika saya bekerja pun, saya tidak pernah merendahkan kedua mama saya yang membesarkan kami anak-anaknya dengan profesi ibu rumah tangga. Karena no judging itulah, mulia bagi saya untuk memutuskan berkarir menjadi Ibu Rumah Tangga.

"Ngayal jadi nyonyah"

Profesi Ibu Rumah Tangga 


Siapa bilang ibu rumah tangga bukan profesi? 

profesi/pro·fe·si/ /profési/ n bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan sebagainya) tertentu;

Baca juga : Memesona Sebagai Ibu Rumah Tangga

Dari KBBI, seorang ibu rumah tangga dituntut mempunyai keterampilan tertentu, diantaranya : keterampilan menjaga rumah, keterampilan membersihkan ruangan, keterampilan mencuci piring, keterampilan mencuci pakaian, keterampilan membersihkan perabot, keterampilan managerial rumah tangga, keterampilan memanajemen waktu, keterampilan memasak, keterampilan menata interior dan segudang keterampilan lain yang makin membuat ibu rumah tangga layak disebut sebagai profesi. Bahkan untuk keluarga yang sudah dikaruniai momongan, seorang ibu bisa disebut profesional.

Menjadi ibu rumah tangga tidak serta merta menganggur, justru pekerjaannya 24/7 24 jam selama 7 hari. Seorang Manda, tidak bisa dibiarkan leyeh-leyeh kayak nyonyah di foto bagian atas. Saya tidak bisa duduk manis menonton TV atau mengobrol dengan tetangga di saat suami sedang bekerja. 

Uang? Bukan tentang uang saja! Melainkan lebih dari sekedar uang. Menjadi manusia yang dikarunia akal dan fisik yang bisa melakukan banyak hal, tentunya amat sangat rugi jika tidak menghasilkan sesuatu yang bisa mendatangkan M A N F A A T. Menjadi seorang working at home akhirnya menjadi pilihan kata yang tepat untuk Manda beraktualisasi diri.

Baca juga : Berkarya atau Berkerja?

Yeaaay! akhirnya disepakati bersama bahwa saya tidak bisa tidak menghasilkan sesuatu. Panda pun mengenal Manda seperti apa, sehingga Panda memberi kesempatan untuk saya melakukan hal-hal yang menjadi minat saya. Salah satunya menanyakan, apa yang menjadi hobi saya?

Jawabannya : saya suka belanja.

Dari jawaban itulah, sebuah cerita sebagai working at home dimulai. Sesungguhnya, lebih nyaman menyebut sebagai ibu rumah tangga yang berkarya dari rumah sebagai freelancer. Bagaimana? Lebih enak didengar bukan?

Berkarya dengan Dibantu Internet

Sampai di sini, cerita sudah mulai mengarah pada bicara tentang
K E U A N G A N.

Kenapa Seorang Istri Menghasilkan Uang?


Pilihan kata "menghasilkan uang", Manda pilih karena tidak semua yang kita lakukan sebagai karya selalu identik dengan UANG. Itulah kenapa, pembahasan ke bawah-bawah harus lebih ditekankan tentang uang yang dihasilkan, daripada karya seorang wanita. Ya, karena memang tujuan artikel organik ini untuk mengetahui rahasia mengatur keuangan rumah tangga ala Manda, ye kan?

Setiap orang punya sejuta alasan untuk menjawab kenapa seorang istri menghasilkan uang? Kali ini, Manda mewakili dengan menuliskan beberapa saja ya yang mewakili Manda.
  1. Aktualisasi diri sebagai manusia yang dikaruniai akal dan bisa menghasilkan sesuatu.
  2. Istri pernah sekolah dan disekolahkan oleh orang tuanya, makanya menghasilkan uang dari keilmuannya merupakan bagian dari memanfaatkan ilmu.
  3. Istri tidak bisa berdiam diri. Tipe yang semacam ini, terlihat saat masih menjadi mahasiswa, sudah ikut menjadi mentor di bimbingan belajar, hahahaha.
  4. Kesempatan yang terbuka luas untuk menghasilkan uang bagi istri, meskipun dari dalam rumah saja.
  5. Teknologi memudahkan segala hal bisa dilakukan tanpa menganggu peran sebagai istri dan ibu rumah tangga.
  6. Jiwa bisnis yang tidak bisa ditolak. Mungkin ada benarnya ketika orang mengatakan seseorang mempunyai jiwa bisnis atau otak dagang. Karena sesungguhnya berdagang membutuhkan passion dan ternyata membuka pintu rejeki.
  7. Seorang istri juga manusia, yang butuh beribadah kepada Rabb-nya. Apa iya, sedekah di kotak infaq kudu pakai uang suami?
  8. Seorang istri yang menghasilkan uang dan uangnya dipakai untuk keluarganya, bagian dari sedekahnya istri. Alhamdulillah.
  9. Kumpulan di RT seperti arisan PKK, apa ya iya mau pakai duit suami? Kalau saya pakai alasan nomor 9 ini pasti akan membuat mama-mama saya sedih, karena mereka berdua tidak menghasilkan uang selama menjadi istri. Astaghfirulloh semoga tidak ada mama-mama yang lain yang saya sakiti dengan alasan nomor 9 ini ya. Hebatnya mama-mama saya adalah tidak tergiur lifestyle dan hemat ketika menjadi ibu rumah tangga tidak berpenghasilan di keluarga kami.
  10. Masih melanjutkan tentang nomor 9. Zaman berganti, lifestyle berubah, cara pandang pun berubah. Kalau dulu seorang istri itu nrimo, kalau zaman sekarang tuntunan zaman membuat seorang istri banyak maunya. Itulah alasan, kenapa di zaman sekarang, seorang wanita kudu menghasilkan uang sendiri. Supaya tidak banyak menuntut ke suami untuk keinginan dan kebutuhan yang tidak bisa dibedakan seorang istri.
  11. Mandiri. Seorang wanita yang mandiri akan berusaha untuk menghasilkan uang sebagai dana cadangan untuk berinvestasi, karena sadar betul bahwa setiap manusia yang bernyawa tidak akan selamanya bisa digantungi.
  12. Seorang istri juga seorang anak, yang ingin membahagiakan kedua orang tua dan saudaranya dengan uang yang dihasilkannya sendiri.
  13. Setiap yang bernyawa akan mati. Seorang istri/suami suatu waktu nanti pasti akan saling meninggalkan, karena nyawanya diminta sama yang meminjamkan. Melatih istri mandiri menghasilkan uang adalah cara positif suami agar istrinya menjadi lebih kuat jika sesuatu terjadi pada dirinya.
  14. Rejeki istri dan suami adalah rahasia. Oleh karenanya, jangan membatasi pasangan untuk mencari rejeki. Karena sesungguhnya rejeki itu rahasiaNya. 
  15. Menghasilkan uang itu menyenangkan. Bagi seorang istri, mendapatkan rejeki berupa uang di luar uang bulanan dari suami adalah sesuatu yang menyenangkan. Bisa pamer ke suami, bahwa saya bisa menghasilkan uang. Tak peduli seberapa jumlahnya, yang jelas itu membahagiakan. Ada rasa dihargai dalam diri Manda ketika Panda bilang, "Selamat ya Manda, Panda mau ditraktir ke Waroeng aja", huhuhuhuhu terharuuuu... Rasanya bisa mentraktir suami dengan uang sendiri bikin bahagia. Terlebih kalau Panda bilang, "Manda, uangnya disimpan untuk membantu kita mewujudkan impian-impian kita ya!". Duuhhh rasanya terharuuuu, diapresiasi suami bahwa ada andil kita dalam impian-impian kita, rasanya nyessssss. 
  16. Impian orang berumah tangga itu impian suami dan istri. Impian yang mewujudkannya juga harus berdua. Impian bisa tenang dan nyaman di hari tua, impian bisa umroh dan jalan-jalan, impian untuk meluaskan properti, impian untuk membangun pondok pesantren, impian untuk naik haji, impian untuk yang besar-besar lainnya, akan lebih ringan jika diwujudkan berdua.

Baca juga : Kenapa Seorang Wanita Butuh Berkarya?

Rahasia Mengatur Keuangan Rumah Tangga

Alhamdulillah tibalah saatnya bercerita tentang Keuangan Rumah Tangga dan tentunya serba-serbi mengaturnya di sebelas tahun pernikahan. Tentunya, perjalanan pernikahan adalah sebuah proses belajar, belajar dari kesalahan di tahun sebelumnya untuk menjadi baik di tahun yang akan datang. Demikian diulang-ulang sampai puluhan tahun usia pernikahan nanti. Intinya adalah belajar.

"uang suami adalah uang istri, dan uang istri adalah sedekah untuk keluarganya"

Alhamdulillahnya. Di keuangan kami, Panda termasuk laki-laki yang bertanggung jawab untuk menghidupi keluarganya. Disclaimer ini no judging untuk keluarga yang kebetulan rejekinya datang dari pihak istri. Pokoknya apapun itu, rejeki suami istri SEPAKET. Tulisan ini bukan akan bercerita tentang siapa yang bertanggung jawab di keluarganya, melainkan untuk berbagi pengalaman mengatur pos-pos keuangan rumah tangga. Kita mulai ya berbagi ceritanya.



Di keuangan Manda Panda, kami sepakat membagi pos keuangan menjadi primer, sekunder, tersier. Apa saja isi dari pos tersebut? Jangan dibayangkan kami punya buku besar keuangan ya, hahahaha.

Primer : kebutuhan pokok, belanja bulanan, kebutuhan isi kulkas, makan enak akhir pekan, makan 1 bulan, bayar sampah, iuran lingkungan, PLN, Telpon, Internet, tak terduga/sedekah/sosial.
Sekunder : me time istri, asuransi, tabungan dan investasi.
Tersier : liburan dan jalan-jalan ala couple traveler, serta lain-lain pelengkap bahagia.

Uang Suami

Setelah membagi pos keuangan rumah tangga, masing-masing mempunyai kantor kas masing-masing. Kantor kas Panda = uang suami, dipergunakan untuk seluruh pos kebutuhan primer. Alhamdulillahnya, tanggal 25 atau sebelumnya jika tanggal 25 jatuh hari Sabtu/Minggu, transferan masuk ke kantor kas Manda sebagai uang bulanan. Jumlahnya alhamdulillah naik seiring inflasi, hahahaha. Sebenarnya, jumlah transferan uang bulanan suami meningkat seiring dengan gaya hidup (OVO dan GoPay), wkwkwkwk.

Manda mengalokasikannya untuk kebutuhan pokok bayar listrik PLN, bayar telepon dan internet, tagihan pasca bayar, tagihan Traveloka/CC (kalau ada tagihan pemakaian bulan sebelumnya) dan mengisi pulsa untuk paket data. Sebulan sekali ada pertemuan PKK RT dan membayar sampah dan uang lingkungan. Belanja bulanan yang tidak bisa diprediksi karena suka gelap mata ketika ada promo di modern market yang dikunjungi, hahahaha.

Tips Mulai tahun ke 9 pernikahan, Panda mengajarkan untuk membatasi kartu kredit. Kartu kredit untuk keperluan booking tiket/hotel perjalanan, dibayarkan bulan berikutnya. Sebenarnya alasannya lebih masuk akal tentang bunganya kartu kredit itu kezam, Jendral! Hahahaha.

Selanjutnya tentang kesepakatan makan enak di akhir pekan. Panda tidak ada batasan harus bersisa atau butuh disuntik dana lagi untuk keperluan rumah tangga. Alhamdulillah, Panda tipe yang jauh lebih bisa hemat dibanding Manda. Sejak zaman pacaran, kami sudah punya tabungan berdua, itu juga idenya Panda. hahahahaha. Kami berdua sama-sama lemah tentang makan enak. Itulah sebabnya pos untuk makan di luar menjadi alokasi primer.

Manda men-skip bagian sedekah dan lain-lain. Karena bagi kami, sedekah adalah cara untuk menghindarkan musibah. Tidak elok rasanya diceritakan tentang kemana dan besarannya. Yang pasti, dengan bersedekah, maka rejeki akan ditambah. Dan itu terbukti menarik kompas rejeki di kehidupan Manda dan Panda.



Nah, sisa uang bulanan yang sudah ditransfer ke Manda itulah yang akan Manda gunakan sebijak mungkin untuk membedakan mana kebutuhan dan keinginan. Terbersit menambah perabotan di #DapurManda atau tergoda untuk menghabiskan karena bulan depan akan ditransfer lagi. Setiap istri akan menemukan fase dimana dia harus bijak menjaga keuangan rumah tangganya. Manda pun masih kurang hemat untuk urusan keuangan rumah tangga. Masih butuh belajar! Sisa uang bulanan yang tersisa Manda simpan di tabungan emas pegadaian. Alhamdulillah.

Uang suami berikutnya adalah pos asuransi dan investasi. Untuk asuransi, sepulang dari Jerman, kami berdua adalah orang yang melek terhadap asuransi. Kami sampai mengikuti pelatihan agen asuransi untuk mengetahui sistem asuransi di Indonesia bekerja. Maklum, keluarga kami masing-masing pernah mendapat pengalaman buruk tentang asuransi. Dan alhamdulillahnya, saya pun mengalaminya, hahahahaha. Pengalaman adalah guru terbaik. Setelah sial berasuransi sistem unit link, kami tidak jera untuk mencari jenis asuransi lain yang cocok untuk kami. Yeaayy, ketemu dengan AIA dan AXA dan keduanya sudah 2 tahun ini kami percaya menjadi cara menabung jiwa yang dipaksa. Alhamdulillah, di tahun ke-10 ada pengembalian premi yang sudah ditabungkan. Bismillah bisa bermanfaat nantinya di tahun ke-10 kami yang pastinya sudah tidak muda lagi.

Lain halnya dengan pos investasi. Kebetulan, Panda bekerja di perusahan yang bergerak di bidang keuangan, saham. Investasi adalah makanan sehari-hari baginya. Bohong jika Manda tidak tahu tentang investasi saham. Karena keilmuan dan tanggung jawabnya, porsi investasi saham ini, Panda usahakan sendiri dan konsekuensinya, Manda tidak tahu berapa nilai dan jumlahnya. Bagi Manda itu adil, karena kepercayaan dan kenyamanan Panda dengan kesepakatan kami tentang investasi saham ini. Kalau investasi yang Manda lakukan di tabungan emas, Panda harus tahu. Karena istri adalah tanggung jawab suaminya, baik di dunia maupun di akhirat.

Uang  Istri

Sebagai working at home  atau ibu rumah tangga yang berkarya dari rumah sebagai freelancer, tentunya rekening Manda juga tidak sepi dari transferan. Tidak pula sepi dari uang keluar yang harus dibayarkan sebagai kewajiban yang harus dipenuhi.

Bagian pembahasan uang istri ini sebenarnya mengacak-acak dapur pribadi Manda. Tapi untuk berbagi pengalaman, Manda akan berbagi.

Uang Manda dipergunakan untuk memberi gaji karyawan toko yang sudah dari 2010 menjadi tanggung jawab Manda. Suka duka menjadi entrepreneur kayaknya bakal Manda ceritakan di tulisan organik lainnya ya. Supaya kita bisa saling berbagi pengalaman menjadi wirausaha. Tentang modal toko membeli barang, uang Manda yang kadang dibantu dengan uang Panda, masih mengisi pos keuangan rumah tangga kami. Alasan mempertahankan toko adalah menjaga mama papa mertuaku, karena walau sekota kami tidak selalu ada di rumah yang sama untuk menjagakan ketika mereka sedang ada urusan.


Uang Manda untuk me time. Me time ku sejak tahun 2012 adalah Oriflame. Perjalanan bisnis oriflame yang kujalani dulu dimasanya, membuatku terjatuh dalam dengan teman-teman yang sudah kurasakan seperti saudara. Walaupun sejak memutuskan untuk tidak melakukan rekrut, tapi amanah untuk menjadi leader tetap saya pegang di tim saya. Alhamdulillah, untuk nalangi dulu pembelian, untuk menggratiskan ongkos kirim, untuk belanja printilan wanita yang berhadiah tas atau alat-alat dapur, Manda masih bisa tersenyum bahagia karena diusahakan dari uang Manda sendiri.

Uang Manda menjadi bagian yang  menyempurnakan impian kami berdua untuk bisa membahagiakan kedua orang tua kami dan berkeliling dunia mengagungkan asmaNya dengan memperbanyak syukur. Walau jumlahnya tidak menutup untuk bisa membeli dunia dan seisinya, tapi uang istri menambah berkah dari sebuah perjalanan rumah tangga. Ibarat kata, membeli tiket dan hotel menggunakan uang suami, tapi makan di perjalanan dan tempat wisata menggunakan uang istri, itu semua terjadi begitu saja dan tidak ada perhitungannya. Ketika kita ingin mengajak serta kedua orang tua dan mertua mengunjungi banyak tempat di bumiNya, tidak ada lagi uang istri dan uang suami, yang ada adalah uang anak-anak mama papa yang dipergunakan untuk berbakti kepada orang tua masing-masing.

Kiranya, seperti itulah yang Manda lakukan untuk menjaga keuangan rumah tangga Manda Panda. Semoga memberi inspirasi bagi yang membacanya. Percayalah, setiap rumah tangga memiliki keistimewaan dan keunikan masing-masing. Tidak ada teori yang fixed yang bisa dijadikan role model. Nikmati perjalanan rumah tanggamu dan mendewasa bersama ya! Uang bukan jaminan kebahagiaan, tetapi uang bisa membantu untuk mewujudkan bahagia. Jangan berfokus pada uangnya, melainkan pada cara uang bekerja untuk membahagiakan. 

Love, 
Manda

Baca juga tulisan seputar "Keuangan Rumah Tangga" :

1. Kunci Mengatuir Keuangan Rumah Tangga
2. Tips Hemat Atur Keuangan a la Beauty Blogger

13 komentar

  1. Dan kenyataannya masih banyak para ibu yang malu, untuk mengatakan sembagai ibu rumah tangga. Merasa minder gitulah.
    Sebenarnya semua intinya pada jiwa bisnis. Kalau sudah mempunyai jiwa seperti itu, hal sekecil apapun akan tercatat dengan teratur.
    Selalu bisa membaca peluang, walau dirumah sekalipun.
    Saya setuju, bersedekah tapi niatkan karena Lillahi Tangala, menjalankan perintahnya. Jangan kerena demi terhindar dari musibah.
    Kalau kata guru saya, wong sedekah kok niatnya ngancam atau mengajukan proposal pada Tuhannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. setujuu bangeeeeeettt. Mari kita dukung istri2 untuk beribadah melalui keluarganya ya mas.

      Hapus
    2. Aku gak punya jiwa bisnis, tapi memang titen banget sama pengeluaran. Seneng aja kalo saldo tabungan tetap gendut di akhir bulan..walo gak selamanya seindah itu. Haha!

      Hapus
  2. Wow manda kereeeen ... Aku jadi belajar banyak. Betul kebutuhan primer, sekunder, tersier tiap orang berbeda ya jadi kita perlu idenyifikasi masinh-masing.

    BalasHapus
  3. Galfok, aku malah sambil nyanyi sepanjang baca artikel ini, wkwkwkw. Untuk pos-pos kebutuhan, aku kayaknya mirip sama Manda. Cuma kalau di keluarga aku nggak pakek kartu kredit babar blas. Pak Bas emoh. Trus, kalau uang masih uang bersama. Siapapun yang menghasilkan ya uang bersama. Duitku duit e keluarga. Duitmu duit e keluarga. Jadi berapapun penghasilanku ya dipakek bareng. Emang sih, katanya kayak gini kurang aman. Tapi sementara ini kami masih bertahan sambil mencari formula yang lebih nyaman buat bersama.

    BalasHapus
  4. Wah makasih banyak ilmunya Mba, ah ya tidak kata terlambat bagi saya untuk memulai lagi memperbaikinya..

    BalasHapus
  5. kalau dikeluarga saya uang keluarga ya uang bersama. karena sumber pemasukan cuma satu yaitu suami. bahkan tugas membagi kedalam pos-pos pun bersama. meski peran suami hanya sebagai penasehat, pembari masukan. tapi saya pribadi sering keteteran. meski udah dibuat pos-pos prakteknya juga nyampur hehehe

    BalasHapus
  6. wah bener banget sih ini bun, saya pun saya suami mulai menata tabungan untuk beberapa hal yang urgent. Memilah mana yang perlu dan tidak. Terkadang dengan komunikasi yang rutin perihal masalah keuangan ini membuat pasutri tidak mudah bertengkar hanya karena perihal ekonomi dalam keluarga ya.

    BalasHapus
  7. Wah makasih banyak ilmunya Mba, ah ya tidak kata terlambat bagi saya untuk memulai lagi memperbaikinya..

    BalasHapus
  8. Suka quotenya "Uang suami adalah uang istri dan uang istri adalah sedekah untuk keluarganya"
    Dan setuju juga kalo perempuan harus bisa menghasilkan uang. Banyak atau sedikitnya relatif, jenis profesinya jg bebas. Yang penting halal dan disetujui suamik.

    BalasHapus
  9. Mbak, ini artikel panjang banget tapi aku tetep baca dan meresapinya sampai habis. Setuju banget ddan aku banyak belajar dari pengalaman Manda ini. Terimakasih yaa Manda sudah mau berbagi tips penting ini

    BalasHapus
  10. Ini nih bisa banget buat referensi pas sudah nikah ntar. Hehehe

    BalasHapus
  11. He he he dari awal, aq dan suami sepakat untuk tidak membuka apalagi menggunakan kartu kredit

    BalasHapus