CERMAT Cerdas Gunakan Obat, Terutama Antibiotik


Pagi ini bertempat di hotel Aston Yogyakarta, kami blogger Jogja memenuhi undangan Kementrian Kesehatan RI dalam rangka sosialisasi GERMAS dan GEMA CERMAT. Apa itu? Baca selanjutnya di tulisan ini ya. Beberapa hal tentang obat, terutama antibiotik menjadi hal yang menarik untuk Manda di keseluruhan rangkaian kegiatan hari ini. Penjelasan yang informatif pun disampaikan oleh narasumber yang berkompeten di bidang kesehatan. Sayang jika tidak membaca tulisan ini sampai selesai. 


Ketiganya adalah narasumber yang akan memberikan informasi kepada kami tentang GERMAS dan GEMA CERMAT. Berikut reportase lengkapnya ya.


Lima indikator masalah kesehatan di DIY sesuai urutan peringkatnya :
  1. Gemuk
  2. Imunisasi lengkap
  3. Proporsi desa dengan kecukupan jumlah bidan per penduduk
  4. Aktivitas fisik cukup
  5. Hipertensi

Masalah penggunaan obat yang ada di masyarakat, diantaranya :
  1. Kurangnya pengetahuan dan informasi tentang obat yang diperoleh dari resep yang diberikan dokter.
  2. Tingkat kepatuhan yang rendah dari pasien (Seperti : waktu minum obat dan dosis).
  3. Mispresepsi tentang obat generik.
  4. Pembelian antibiotik secara bebas tanpa resep dokter.
  5. Penggunaan obat bebas (OTC) tanpa informasi yang cukup akan penyakit yang dideritanya.


Tentang GERMAS

GERMAS merupakan kepanjangan dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat, yaitu suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan, dan kemampuan berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Germas ini sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2017.

Bagaimana mewujudkan Germas?
  1. Peningkatan aktivitas fisik.
  2. Peningkatan perilaku hidup sehat.
  3. Penyediaan pangan sehat dan pencegahan perbaikan gizi.
  4. Peningkatan pencegahan dan deteksi dini penyakit.
  5. Peningkatan kualitas lingkungan.
  6. Peningkatan edukasi hidup sehat.
 
Tentang GEMA CERMAT

Gerakan Masyarakat Cerdas Menggunakan Obat, upaya bersama pemerintah dan masyarakat melalui rangkaian kegiatan dalam rangka mewujudkan kepedulian, kesadaran, pemahaman, dan keterampilan masyarakat menggunakan obat secara TEPAT dan BENAR. Sesuai dengan SK Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/427/2015

Apa saja cara cerdas yang bisa dilakukan saat menggunakan obat?
  1. Cara memilih obat.
  2. Cara mendapatkan obat.
  3. Cara menggunakan obat, sesuaikan dosisnya. Minum 3x sehari artinya setiap 8 jam sekali.
  4. Cara menyimpan obat di rumah, bertanya saat menerima obat, karena ada obat yang bukan disimpan di suhu ruangan melainkan di dalam kulkas.
  5. Cara membuang obat.
Perhatikan 5 hal ini saat minum obat :
  1. Minum obat ini, waspada efek sampingnya.
  2. Minum obart sesuai dosisnya.
  3. Minum obat caranya jangan salah, ditelan, diisap atau dikunyah.
  4. Minum obat sesuai etunjuk.
  5. Minum obat sesuai indikasi. Ketika sakit panas, minum penurun panas.
Sesi selanjutnya adalah sesi yang paling menarik untuk Manda, secara Manda pernah diresepkan tidak jelas oleh seorang dokter untuk mengkonsumsi antibiotik. Alasannya waktu itu bukan tentang indikasi penyakit, melainkan kekhawatiran dokter senior tersebut akan kondisi polusi dan udara yang rawan dengan bakteri. 

Atas dasar itulah, kurang lebih 4 bulan Manda mengkonsumsi antibiotik, kenapa berhenti? Ya, di bulan kedua, Manda merasakan ada yang aneh, tubuh jadi lemah dan sering sakit, feses saat BAB encer dan seperti diare, serta lidah menjadi kebas (masak apapun jadi tidak enak menurut Panda serba kelebihan, entah kelebihan garam atau gula). Sejak itu, Panda menyuruh Manda menghentikan terapi antibiotil yang diresepkan oleh dokter tersebut. Alhamdulillahnya, pada kesempatan ini, Manda sempat menanyakan hal tersebut dan setelah beberapa bulan, efek antibiotik tersebut akan hilang seiring dengan gaya hiodup sehat kita. 

Nah, Apa itu antibiotik?

Antibiotik adalah obat untuk mematikan atau menghambat pertumbuhan BAKTERI yang menyebabkan infeksi, ANTIBIOTIK TIDAK MEMATIKAN VIRUS atau JAMUR.



Jadi, Batuk/pilek, diare tanpa darah, muntah bukanlah penyakit melainkan cara tubuh untuk mengeluarkan atau membuang yang tidak diperlukan di dalam tubuh, seperti kelebihan lendir di paru-paru keluar sebagai batuk/pilek, mengeluarkan zat-zat beracun dalam tubuh dengan muntah dan diare. Sehingga, jika kita mengeluhkan batuk, pilek, muntah, dan diare tanpa darah ke dokter dan lalu diberi resep antibiotik, sesungguhnya itu tidak tepat dan berlebihan.

Kenapa tidak sembarangan meminum antibiotik?

Karena antibiotik yang tidak tepat sasaran membuat bakteri resisten, artinya bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik sehingga yang awalnya efektif utnuk pengobatan infeksi menjadi tidak efektif lagi, karena bakteri berhasil meligdungi sdirinya dengan perisai kekebalan.

WASPADA EFEK SAMPING ANTIBIOTIK
  1. Toksisitas, gangguan ginjal dan hati.
  2. Interaksi dengan obat lain, dapat memberikan efek pada obat yang dikonsumsi bersamaan.
  3. Reaksi hipersensitivitas, reaksi anafilaksis, steven johnson syndrome.
  4. Gangguan kehamilan/janin.
  5. Resistensi bakteri, bakteri jadi lebih kuat dan kebal terhadap antibiotik

Terima kasih atas segala informasi kesehatannya, Salam sehat INDONESIA!


Tidak ada komentar