Pengalaman Traumatik Tentang Tekanan Darah Tinggi

Tekanan Darah Tinggi

Lebih baik mencegah, daripada mengobati.

Kiranya pepatah di atas ada benarnya. Mencegah memang selalu lebih baik daripada mengobati. Segala kemudahan yang bisa diakses oleh orang jaman sekarang, tidak selalu memberikan efek yang positif ke tubuh. Bayangkan saja, kemudahan menikmati makanan di jam yang seharusnya sudah untuk istirahat menjadi salah satu pemicu dari penyakit yang akhir-akhir menyerang tubuh orang-orang di jaman sekarang, seperti : diabetel, kolesterol, asam urat dan tekanan darah tinggi.

Tentang tekanan darah tinggi yang pernah menjadi pengalaman yang traumatik di keluarga kami.

Kedua papaku semasa masih aktif bekerja, keduanya adalah seorang pekerja keras. Papa seorang perokok aktif setidaknya mulai tahun 1975 dan baru berhenti tahun 2008. Pada awalnya, beliau termasuk golongan tekanan darah rendah, namun karena ternyata ada sumbatan pembuh darah yang ke otak, mulai tahun 2008 beliau mengidap tekanan darah tinggi. Pemicu sumbatan adalah karena rokok dan tentunya efek bekerja keras dalam kurun waktu yang lama sampai jelang usia 55 tahun. Efek dari tekanan darah tinggi yang tidak diketahui pastinya saat kambuh, papa mengalami stroke ringan. Saat itu yang dirasakan karena tangan kiri tidak kuat memegang rokoknya. Berdasarkan pengalaman eang kakung, papa tahu kalau itu gejala stroke. Bergegas ke rumah sakit, dan alhamdulillah kembali pulih. Hanya saja, sampai hari ini masih tergantung dengan obat tekanan darah tinggi ketika dirasa mulai cengeng (kencang di bagian bahu dan leher belakang).

Lain halnya dengan papa mertuaku, karena beliau sudah terbiasa dengan tekanan darah tinggi di angka 130 - 160, maka gejala yang dirasakan semacam pusing atau nggliyer tidak lagi terasa ketika tekanan arah di angka tersebut. Pada suatu malam di tahun 2010, tiba-tiba papa mengeluh dadanya sakit, kita khawatir jantung dan pusing hebat yang masuk mobil saja sampai dipapah oleh mama. Pada malam itu kondisi tekanan darahnya 220. Tekanan darah tinggi di angka 220 selama kurun waktu yang lama (hitungan hari) ternyata baru diketahui ketika papa sudah pandangannya kosong dan ternyata stroke kedua. Serangan stroke pertama pada malam di saat papa didiagnosis DM, padahal itu stroke nya yang pertama. Memang, gejala stroke untuk setiap orang berbeda. Bisa langsung melemahkan organ fisik di sebelah kiri atau kanan, namun bisa jadi menyerang bagian memorynya. Di kasus papa mertua, yang terkena dampaknya adalah memori terdekatnya. 

Dari keduanya, saya banyak belajar. Ternyata ada beberapa hal yang harus kita waspadai untuk menjaga tubuh tetap sehat, diantaranya : menjaga tubuh dari overdosis kerjaan, menjaga waktu istirahat tubuh, menjaga pola makan, dan tentunya menjaga keseimbangan pikiran untuk tetap sehat.

Apa saja hal-hal yang Manda pahami tentang tekanan darah tinggi? Dan bagaimana Manda menerapkan pola hidup orang modern sehubungan dengan tekanan darah tinggi? Berikut yang bisa Manda tuliskan dari hasil mengamati apa yang dokter katakan, papa-papa lakukan selama bersahabat dengan tekanan darah tinggi.
  1. Daging kambing, konsumsi daging kambing mungkin menjadi salah satu pemicu naiknya tekana darah, oleh karenanya mengkonsumsi secara wajar adalah solusi terbaik. Manda dan panda, menikmati makanan berbahan daging kambing diusahakan sebulan sekali.
  2. Makan timun dan semangka, salah satu yang Manda dan Panda ingat adalah dua jenis ini. Keduanya dipercaya mampu menurunkan tekanan darah. 
  3. Pahami gejalanya. Beberapa orang merasakan pusing ketika tekanan darahnya naik. Beberapa orang yang lain cukup merasakan kepalanya berat. Beberapa yang lain merasakan leher yang kaku. Nah dari gejala-gejala di atas, yang bisa dirasakan, langkah selanjutnya adalah mengecek tekanan darah kita ya. 
  4. Konsumsi obat jika sudah terdeteksi dini mempunyai penyakit tekanan darah tinggi. Tidak perlu malu untuk ke dokter. Terlebih di usia yang masih 30an tapi sudah kemana-mana bawa obat darah tinggi. Karena gaya hiduplah, kita bisa terserang tekanan darah tinggi kapan saja (tidak harus di atas 55 tahun). Menjaganya tetap normal, adalah dengan meminum obat sesuai yang diresepkan dokter.

Semoga sharingnya bermanfaat ya. Salam sehat semuanya.

1 komentar

  1. Alm. Ayahku dlunya sampe stroke mbak karna tensinya mencapai 210. Sedih banget kalo ingat saat2 itu.

    BalasHapus