Langkah Nyata Menjaga Bumi dari Makanan Ramah Iklim di Dapur Manda



Halo sahabat Manda, bagaimana cuaca di daerahmu? Apakah kadang panas sekali dan lalu hujan deras disertai angin kencang? Atau sering terpikir kenapa iklim tidak lagi bisa diprediksi seperti dulu saat kita belajar geografi, bahwa bulan Desember adalah gedening sumber artinya air yang melimpah. Justru sekarang di bulan Januari-Februari hampir setiap hari hujan. Tentunya banyak hal yang mempengaruhi iklim, salah satunya efek rumah kaca. Dalam tulisan kali ini, Manda akan berbagi info tentang bagaimana makanan bisa memberi pengaruh terhadap iklim. Yuk berkontribusi terhadap iklim dengan mengetahu apa itu Makanan Ramah Iklim.



Talkshow Virtual : Makanan Ramah Iklim


Di hari Minggu yang cerah, saya bersama beberapa rekan blogger lainnya mendapatkan undangan webinar untuk mengikuti Talkshow virtual tentang makanan ramah iklim dan peluncuran e-book : Memilih Makanan Ramah Iklim. Acara talkshow berlangsung 2,5 jam dengan materi yang padat bergizi. Acara dipandu oleh presenter acara kuliner Noni Zara ini juga dihadiri oleh Pakar Kuliner William Wongso dan Nicky Ria dari Ketua Sobat Budaya sebagai pembicara. Selain itu hadir pula Terzian Ayuba Niode selaku Sekretaris Omar Niode Foundation, Ibu Amanda Katili Niode dari Climate Reality Indonesia dan Ahli Teknologi Pangan, Zahra Khan.



Sekretaris Omar Niode Foundation, Terzian Ayuba Niode menuturkan sistem pangan berkontribusi besar terhadap krisis iklim yang sedang berlangsung di bumi. Sistem pangan saat ini menyebabkan hilangnya keanekaragaman hayati dan menyebabkan sepertiga dari semua emisi gas rumah kaca penyebab krisis iklim.


Ibu Amanda Katili menyampaikan bahwa kuliner, pertanian, pangan juga bisa menyelamatkan iklim. Tetapi juga masalah pangan dari hulu ke hilir bisa mengakibatkan krisis iklim. Seperti dua sisi mata uang, jika dikelola dengan baik, bisa menjadi solusi bagi iklim.





Kenapa Makanan Ramah Iklim?


Karena kalau kita berbicara tentang makanan bisa berarti banyak. Makanan sebagai simbol kehidupan, energi, komunitas, identitas, dan juga keluaga. Menyikapi krisis iklim dengan sudut pandang makanan, lebih bisa diterima sebagai benang merah.

Berdasarkan penelitian tentang pedoman gizi seimbang yang dikeluarkan di 85 negara di seluruh dunia, Indonesia sebenarnya memiliki pedoman gizi seimbang yang sangat baik. Prinsip gizi seimbang di Indonesia yang dulu dikenal dengan istilah 4 sehat 5 sempurna yang kini dikenal dengan istilah "isi piringku"



Makanan lokal dan tradisional, memiliki kaitan erat dengan makanan ramah iklim, makanan lokal, bersumber dari produk lokal yang ditanam petani setempat. Sumber pangan yang dekat mengurangi kebutuhan akan transportasi logistik akibat jarak yang jauh, serta penggunaan mesin pendingin untuk mencegah makanan agar tidak mudah busuk. Dengan mengkonsumsi pangan lokal, kita turut berkontribusi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat sekaligus mengurangi terjadinya limbah pangan yang mungkin terjadi di wilayah kita sendiri.




Selanjutnya Nicky Ria Azizman dan Zahra Khan memberikan beberapa informasi yang menarik seputar makanan Gorontalo. Sebagai contoh keanekaragaman kuliner yang sedang hits berbahan biji kopi. Meskipun biji kopinya sama, dengan teknik menyeduh yang berbeda akan mengasilkan citarasa yang berbeda yang membuat kaya pemetaan kuliner Nusantara. Demikian juga cabe, akan berbeda ketika cabe diolah menjadi sambal aceh atau sambal padang, keanekaragaman kuliner itu ada bedanya, tetapi juga ada samanya.



Tentang Makanan Gorontalo


Makanan asli Gorontalo kebanyakan hanya dibakar atau direbus sebentar. Kebanyakan makanan di Gorontalo menggunakan bahan dasar ikan, karena banyaknya ikan yang bisa dijumpai di Teluk Tomini maupun perairan Gorontalo. Beberapa makanan khas Gorontalo yang dicontohkan dalam video, antara lain : Bilentangho, Gohu Putungo (jantung pisang), dan Ilepa’o.




Di Gorontalo sendiri, sayurannya tidak seberagam di Jawa, jadi masyarakat Gorontalo memilih sayuran yang ada di halaman mereka, seperti : jantung pisang, kembang pepaya dan dimakan dengan ikan. Kata Zahra Khan, "orang Gorontalo kalau tidak makan ikan, belum makan". Kalau kami di Jawa, "kalau belum makan nasi, berarti belum makan.", hahahahaha.

Langkah Nyata Menjaga Iklim Bumi dari Diri Sendiri




Dari talkshow tentang Makanan Ramah Iklim ini, Manda bisa mengajak sahabat Manda untuk ikut andil menjaga bumi dan mengurangi krisis iklim dengan melakukan langkah nyata dari diri kita sendiri dan lingkungan terdekat.

Bagaimana kita bisa turut andil dalam menjaga iklim melalui makanan?


  1. Mengurangi konsumsi makan daging
  2. Mengurangi makanan yang diproses, sebisa mungkin makan masakan sendiri
  3. Mengurangi sampah makanan dengan cara mendaur ulang masakan, dibagian akhir Manda akan menghadirkan resep masakan daur ulang dari RAWON menjadi BRONGKOS.
  4. Memilih makanan yang lebih berbasis nabati
  5. Menghabiskan masakan untuk mengurangi sampah
  6. Mengurangi penggunaan bahan yang tidak bisa didaurulang, contohnya plastik.
  7. Bawa kantong belanja sendiri yang bisa dicuci
  8. Gunakan tempat makan ketika membeli makanan atau gunakan produk yang bisa didaurulang, seperti : daun, kertas atau besek (dari bambu)

Tentang Omar Niode Foundation


Omar Niode Foundation merupakan sebuah organisasi nirlaba kecil yang turut berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, citra budaya, dan kuliner Nusantara, khususnya Gorontalo, di Indonesia dan mancanegara.


Omar Niode Foundation telah menerbitkan 15 buku, di antaranya Trailing the Taste of Gorontalo yang meraih Gourmand World Cookbook Award, Best of the Best 1995-2020 kategori Food Heritage dan menjadi kontributor Bab Indonesia pada buku At the Table. Food and Family around the World, yang juga memperoleh Gourmand Award.


Dalam melaksanakan berbagai kegiatannya, Omar Niode Foundation bekerja sama dengan individu maupun organisasi di dalam dan di luar negeri. Omar Niode Foundation aktif dalam organisasi food bloggers nasional maupun internasional, juga di Future Food Institute, Indonesia Bergizi, Jamie Oliver Food Revolution Day, Slow Food International, dan World Food Travel Association.

Peluncuran E-Book Makanan Ramah Iklim

Omar Niode Foundation meluncurkan e-book berjudul Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo karya Amanda Katili Niode dari Climate Reality Indonesia bersama Ahli Teknologi Pangan, Zahra Khan.




E-Book Memilih Makanan Ramah Iklim +39 Resep Gorontalo ini mencoba mengenalkan konsep makanan ramah bumi dari berbagai aspek terkait dan peranannya dalam menyikapi krisis lingkungan. Buku ini juga menampilkan resep-resep makanan ramah bumi yang dapat dicoba, khususnya makanan tradisional Gorontalo.


E-book Memilih Makanan Ramah Iklim bisa diunduh di http://bit.ly/e-bookmakananramahiklim



Membahas Kuliner Asyik Bersama Om William


Pakar Kuliner, William Wongso juga mendukung upaya-upaya pelestarian budaya kuliner nusantara seperti yang dilakukan Omar Niode Foundation. “ Di era sosial media dan internet seperti saat ini, satu hal yang tidak dapat kita lakukan adalah meng googling rasa, experience itu harus dicoba langsung. Tapi kita dapat menginformasikan budaya kuliner bangsa Indonesia yang beragam ini lewat internet, dan menarik orang untuk mencoba,” ujarnya.





Om William menambahkan bahwa dengan makin majunya peradaban kita tidak boleh mengabaikan budaya kuliner Bangsa Indonesia. Selain melestarikan, kita wajib utk meningkatkan citra Tradisi Kuliner Indonesia, agar bisa masuk dan dikenal dalam peta kuliner dunia.




Om Wil selalu menjaga kualitas, dengan menu yang simplicity, masakan tidak ribet, dan tentu saja bercita rasa. Setuju, om!


Beberapa contoh menu masakan yang sudah di platting cantik oleh om Wil, diantaranya set menu sebagai berikut :

  1. Cumi item, sate lilit dan salad asinan jakarta - semuanya kaya warna dan varian menu dengan pola saji yg menyesuaikan pilihan.
  2. Tornado nusantara : daging tenderloin, saus rendang, kremesan kering tempe, dan nasi kuning. Dengan shrimp cocktail diganti asinan jakarta topping udang.
  3. Kreasi lainnya : arsik batak disajikan oyster mentah, avocado espresso, dan kecombrang yang membuat dessert berwarna pink.
  4. Kejutan ala William Wongso di sajian internasional, diantaranya "rawon espresso", kuah rawonnya berwarna hitam dan menyerupai kopi. Dan pemilihan kerupuk udang Ny siok yang panjang, dikira french fries.

 


Gara-garanya bahas KLUWAK, jadilah #DapurManda memasak masakan yang berbahan dasar kluwak. Kali ini, Manda memberi contoh langsung berupa praktek tentang DAUR ULANG MASAKAN. Resep kali ini memasak RAWON yang keesokan harinya bisa berubah menjadi BRONGKOS. Penasaran cara membuatnya? Yuk cobain ya!



Resep Masakan Ramah Iklim Berbahan Kluwak 


Bahan dasar :

7 buah kluwak (ambil isinya)
7 bawang merah
5 bawang putih
4 kemiri
1 sdm tumbar halus
3 cabe rawit
3 lembar daun jeruk
3 lembar daun salam
2 batang serai
1 sdm minyak kelapa


500 gr daging sirloin
300 gr sandung lamur
rebus hingga empuk


Bahan pelengkap Rawon :

Kecambah
Daun bawang/loncang
Kerupuk udang


Bahan pelengkap Brongkos :

Tahu
Santan


Cara memasak Rawon :

1. Haluskan buah kluwak, bawang merah, bawang putih, miri, tumbar dan cabe.
2. Tumis bumbu halus, tambahkan daun jeruk, daun salam dan serai.
3. Masukkan daging dan 100 ml air rebusan daging.
4. Biarkan meresap dan lalu tambahkan air kaldu sisanya(saya pakai kurang lebih 2L)
5. Tambahkan garam dan gula jawa
6. Tes rasa gurih.
7. Cuci bersih kecambah dan loncang, masukkan ke dalam kulkas, jadi ketika dipakai makan bersama kuah rawon, kres kres segar.
8. Lauk pelengkap : kerupuk udang dan telur asin.




Keesokan harinya, kuah rawon masih banyak, dan lalu teride mendaur ulang masakan sebagai bentuk dukungan menjaga iklim dari dapur. Tidak menambah sampah makanan merupakan bentuk nyata dari turut menjaga iklim di bumi. Jadilah rawon menjadi brongkos.




Cara memasak Brongkos :

1. Sisa kuah rawon dipanaskan.
2. Masukka tahu, bisa juga kacang tholo.
3. Masukkan santan cair instant.
4. Tambahkan gula jawa dan garam jika rasanya belum manis gurih.
5. Tambahkan cabe rawit utuh.
6. Brongkos siap disantap.


Yeaaaayy! Senangnya bisa mempraktekkan ilmu dari talkshow virtual tentang Memilih Masakan Ramah Iklim dan bisa turut menjaga iklim di bumi, supaya tidak terjadi banyak bencana di bumi kita. Semoga langkah kecil dari rumah tangga bisa menyelamatkan bumi ini. Aamiin.

24 komentar

  1. Mandaaaa aku penasaran nih sama rawonnya
    Belum pernah sama sekali mengolah kluwek. Bingung mecahinnya hahaha
    Semoga semangat mengkonsumsi makan ramah iklim ini makin meluas dan diikuti banyak orang ya
    Demi bumi yang sehat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kemarin aku udah digepukin sama yu Sum yang jual, kalau mamaku dulu pakai munthu mba, semoga berhasil masak rawonnya ya.

      Hapus
  2. Nggak cuma ramah iklim, tapi juga ramah di kantong. Hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tergantung yang dimasak, kalau rawon ya jadi mahal, karena dagignya kmrn beli di depot 160K, padahal kalau jajan, paling habis 100K berdua, hihihihihi.

      Hapus
  3. Makanan ramah iklim memang penting bgt untuk kita biasakan dalam hidup sehari².
    Supaya Bumi yg kita cintai ini makin sehaattt juga ye kaann

    BalasHapus
  4. Wah keren nih Mak, ada rawon ramah iklim hehehe. Aku terpesona lo dengan adanya makanan ramah iklim ini, jadi tentunya bisa lebih memperhatikan bahan-bahan juga proses memasaknya supaya nggak mencemari lingkungan.

    BalasHapus
  5. Aku kagum sama Om Wil yang ngangkat citarasa masakan Gorontalo yang uenak uenak itu

    Jujur aja aku belum berani masak rawon! Soalnya ibuku dulu pesan, kalo salah masak malah bisa pahit semua dan aku teringat terus. Jadinya kalo mau rawon ya harus beli. Kesian yaaaa

    Aku nanti coba resep rawon nya ya Manda!

    BalasHapus
  6. Sekarang aku udah mulai menerapkan makanan ramah iklim ini di dalam rumah mbak. Beruntung sekali mau belanja sayuran dan buah juga dipermudah. Kalau nggak dimulai dari dalam rumah ya gimana mau ngajakin temen-temen yang lain buat ikutan mengkonsumsi makanan yang ramah iklim.

    Btw makasih ya mbak resep rawonnya, kapan-kapan aku cobain ah.

    BalasHapus
  7. Kisah rawon menjadi brongkos, mengingatkanku pada nasi yang nggak habis yang kemudian jadi nasi goreng :-D Klo punya sisa gorengan, kemudian tinggal nambahi sayur rebus+bumbu kacang biar jadi lotek..menurutku ramah iklim juga mba..sama ramah di kantong. ngirit soale..he..he

    BalasHapus
  8. wah keren sekali ini langkah nyata dari dapur manda dengan menjaga bumi dari makanan ramah iklim.. mau ah ikutan juga

    BalasHapus
  9. Inovasi yang bagus dan menarik, apalagi ditengah suasana seperti sekarang. Dengan mengkonsumsi makanan ramah iklim secara ga langsung turut andil juga dalam menjaga keseimbangan serta kelestarian lingkungan

    BalasHapus
  10. Manda, rawon dan brongkos itu favoritku semua tau, hahaha. Btw, aku pribadi juga sedang berusaha meminimalisir makanan frozen dan beli-beli. Sebisa mungkin masak meskipun simple gitu. Tumis-tumis mulai belajar pakek air aja, jadi jarang beli minyak juga. Kalau bakar2 masih jarang, lebih sering kukus atau enggak raw. Paling gampang raw ini buat Emak Bapaknya. Kalau anak2 yang rebus-rebus. Ini memang masih taraf belajar ramah lingkungan sih. Semoga bisa lebih baik lagi.

    BalasHapus
  11. Baru tahu banget aku kalau ada makanan ramah iklim
    Pas lihat menunya juga menu Nusantara bikin aku makin semangat cari tahu

    BalasHapus
  12. menjaga lingkungan ternyata bisa dilakukan secara sederhana ya mbak
    bisa dimulai dgn mengkonsumsi makanan ramah iklim
    makanan ramah iklim ini nggak hanya membantu melestarikan lingkungan, tetapi Juga lebih sehat ya

    BalasHapus
  13. Suka banget dengan event yang terus mengajak semua orang sadar dengan lingkungan. Btw aku belum pernah masak pakai kluwak, jadi pengen nyobain resepnya 😊

    BalasHapus
  14. Makanan ramah iklim ternyata ada hubungannya juga sama zero waste ya mbak. Seru banget sampai dipraktekan masakannya. Aku baru tau ada buah namnya kluwak, kalau rawon sih nggak usah ditanya udah pernah nyoba dan enak banget hehe.

    BalasHapus
  15. Di aku namanya kluwek Manda heheh, ah pengen jadinya rawon rendang menu-menunya lezat.
    Kalo sadar akan lingkungna, jadinya kita sehat ya Manda.

    BalasHapus
  16. Saya pernah nyobain makan masakan yang ada kluweknya, rawon, Ternyata enak.

    BalasHapus
  17. Aku baru tahu kalau ada makanan ramah iklim seperti ini dan juga makanan ramah iklim seperti ini ternyata enak enak juga

    BalasHapus
  18. Wah aku belum pernah nih makan brongkos, apalagi memasaknya. Hehe. Kalau rawon udah sering, secara tinggal di Jatim, hehe. Kapan-kapan cobain bikin brongkos, ah.. :)
    Btw sebelumnya aku gak nyangka kalau dari pemilihan makanan kita bisa ikut jaga bumi :)

    BalasHapus
  19. Masakan rawon dan brongkos itu masakan pake kluwak yang jadi favoritku banget. Rasanya maknyus dan pastinya menyehatkan ya. Aroma rempahnya itu nambah selera makan..hm, yummy..

    BalasHapus
  20. Kak Manda paling jago niih...bikin menu yang semakin sedap padahal dari hasil daur ulang.
    Jadi ingat nenek rahimahullah.
    Beliau juga sering memasak menu ramah iklim. Ternyata ini manfaatnya yaa..

    BalasHapus
  21. wah baru kepikiran banget nih tentang makanan ramah iklim iniiii. Besok besok kayanya bakal mikir mikir dulu nih sebelom masak, supaya bisa menghadirkan masakan ramah iklim juga di meja makan keluarga <3

    BalasHapus
  22. Waaahhh...musti mencontoh yang baik nih dr Gorontalo yaa, Mbak. Lebih banyak konsumsi ikan, bukan nasi. Hahaha. Makasih sudah diingatkan untuk hidup lebih sehat lagi.

    BalasHapus