Dukung Bango Pangan Lestari Demi Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani Indonesia




Halo apa kabar Indonesia yang dulu dikenal sebagai Negara agraris? Masih ingat lagu yang dulu pernah kita hafal, di tahun 90-an dan diputar di TVRI, yang liriknya :

Nasi putih terhidang di meja, kita santap stiap hari 
Beranekaragam hasil bumi, darimanakah datangnya 
Dari sawah dan ladang di sana, petani lah penanamnya. 
Panas terik tak dirasa, hujan rintik tak mengapa 
Masyarakat butuh bahan pangan 
Terima kasih bapak tani, terima kasih ibu tani 
Tugas Anda sungguh mulia 

Sudahkah berterima kasih pada para petani yang mungkin di era pandemi ini banyak tersiar kabar di WA grup bahwa panenan mereka tidak dihargai. Bahkan ada yang sampai tidak menanen karena harganya jatuh dan tidak bisa dijual. Miris bukan? Saya yang bertanam hidroponik sampai 4 bulanan lebih aja gagal panen, mengurus tomat dan cabe, bukan main susahnya karena ada serangan kutu putih, hahahaha. Langsung teringat betapa pak tani dan bu tani juwarak dan hebat di bidangnya. Pantas sekali mereka disejahterakan. SETUJU! 


Pengalaman mengikuti zoom meeting peluncuran Program “Bango Pangan Lestari” dan kolaborasi Bango bersama Sayurbox serta TaniHub. Dalam kesempatan ini, hadir beberapa narasumber, diantaranya : Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, ibu Hernie Raharja selaku Director of Foods and Beverages PT Unilever Indonesia, Tbk., Oshin Hernis selaku Head Of Communications Sayurbox dan Aria Alifie Nurfikry selaku Vice President of Marketing TaniHub. Turut hadir pula Rusli Abdullah selaku pengamat pertanian dan peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) yang akan berbagi mengenai kondisi petani selama pandemi dan sistem pangan di Indonesia. Wow! Bisa dibayangkan acara zoom meeting yang akan diisi orang-orang yang berkompeten di bidangnya, dipandu oleh MC riang Nirina. 


Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan. Lebih jauh lagi, di masa pandemi COVID-19, kehidupan dan penghidupan para petani yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan sangat terdampak. Oleh karena itu, mereka harus segera didukung agar ketahanan pangan dapat terjaga hingga nanti 

Indonesia tengah menghadapi tiga tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan nasional, yaitu: 

  1. Kualitas sumber pangan yang kurang maksimal, yang disebabkan oleh pengetahuan petani yang masih minim, perubahan iklim yang ekstrim, dan penggunaan pestisida yang kurang bertanggungjawab sehingga mempengaruhi kualitas lahan 
  2. Jumlah petani yang terus berkurang karena masih minimnya regenerasi petani karena generasi muda lebih memilih atau diarahkan untuk bekerja di luar sektor pertanian, dan bertani belum dianggap sebagai bidang pekerjaan yang menjanjikan 
  3. Lahan yang semakin terbatas, rata-rata luasan lahan baku sawah berkurang 650 ribu hektar per tahun (Kementan RI, 2020), hanya 31,5% atau 570.000 kilometer persegi lahan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian (Bank Dunia, 2017), dan banyak petani yang memilih untuk menjual lahan mereka untuk dijadikan lahan pabrik atau perumahan karena dianggap lebih menguntungkan 



Selain itu, pandemi COVID-19 menghadirkan tantangan lain yang tak kalah pelik, yaitu menurunnya kesejahteraan petani sebagai pihak yang berperan besar untuk ikut menjaga ketahanan pangan nasional 

Menurut Siche (2020), tiga kelompok yang paling rentan terdampak dari wabah COVID-19 adalah orang miskin, petani, dan anak-anak. Keberadaan petani pada golongan rentan merupakan fenomena yang unik karena mereka merupakan produsen bahan-bahan pangan yang menjadi tumpuan semua orang. Pada masa pandemi ini, petani kecil tidak memiliki akses terhadap pasar yang luas, sehingga hasil produksi pertaniannya hanya dijual seadanya di pasar lokal dengan harga yang murah. 

Misalnya di tengah musim panen raya, penghidupan mereka sangat terdampak dengan terbatasnya distribusi komoditas pangan antarkota, antarprovinsi dan antarpulau sehingga hasil panen tidak terserap secara maksimal di pasaran. Diperkirakan 80 persen konsumen di negara berkembang terutama perkotaan mengandalkan pasar atau dari tempat lain untuk sumber pangan mereka, sehingga dengan diterapkannya pembatasan sosial dan transportasi akan mengganggu proses pendistribusian pangan (CSIS, 2020) 



Tak hanya itu, permintaan bahan pangan juga menurun cukup drastis, antara lain karena banyaknya bisnis Hotel, Restoran, Katering (HOREKA) yang terpaksa tutup selama pandemi 

Untuk melindungi kesejahteraan para petani, salah satu hal yang harus menjadi prioritas adalah memastikan kelancaran rantai distribusi pangan dari petani ke konsumen. Hal ini dapat terwujud melalui kolaborasi yang erat dari berbagai pihak 



Unilever memiliki komitmen global sampai tahun 2050 untuk menjadi katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan dengan menciptakan sistem pangan yang lebih baik. Sejalan dengan komitmen tersebut, Bango memperkenalkan program “BANGO PANGAN LESTARI” sebagai payung besar bagi keseluruhan inisiatifnya dalam menggalakkan pertanian yang berkelanjutan sebagai bentuk dukungan Bango terhadap strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas industri pertanian dan tercapainya ketahanan pangan di Indonesia 

Secara global, hingga tahun 2050 Unilever berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah.




Untuk mewujudkan komitmen tersebut, ada dua hal penting yang dilakukan Unilever guna berkontribusi terhadap sistem pangan yang lebih baik, yaitu melalui: 

  • Diversifikasi konsumsi makanan 
  • Mengarahkan perubahan pola makan masyarakat menuju lebih banyak bahan pangan berbasis nabati 
  • Memproduksi bahan makanan bergizi dan terjangkau yang memiliki cita rasa tinggi 
  • Menawarkan bahan makanan yang terfortifikasi dengan zat gizi untuk mengatasi kesenjangan nutrisi yang mengkhawatirkan 
  • Mempromosikan penggunaan bahan-bahan dari sumber yang berkelanjutan dan bekerja sama dengan seluruh pihak di seluruh value chain untuk mendorong keanekaragaman bahan pangan nabati 
  • Memanfaatkan terobosan dalam hal sains dan teknologi dalam proses manufaktur dan inovasi guna memenuhi kebutuhan konsumen 
  • Diversifikasi produksi pangan 

Unilever ingin membangun fondasi yang kuat untuk Praktek Pertanian Berkelanjutan, sehingga dapat mempersembahkan makanan yang sehat dari planet yang sehat pula ke seluruh masyarakat di berbagai belahan dunia.

Sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan, Bango produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. ingin bertindak sebagai katalisator bagi upaya peningkatan ketahanan pangan melalui penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian 

Oleh karena itu, Bango memperkenalkan program ”BANGO PANGAN LESTARI” sebagai payung besar dari keseluruhan inisiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan – baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan, terdiri dari: 

  • Pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan 

Saat Kecap Bango diakuisisi pada tahun 2001, keberadaan kedelai hitam terbilang langka. Untuk itu, Unilever Indonesia bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada secara khusus mengembangkan kedelai hitam Mallika, varietas unggul yang hingga kini menjadi kunci kelezatan autentik khas Bango 

100% kedelai hitam Mallika yang digunakan untuk memproduksi Kecap Bango telah memenuhi Unilever Sustainable Agriculture Code (USAC), yaitu serangkaian standar cara bertani yang ramah lingkungan 

Bekerjasama dengan Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) untuk melakukan studi mengenai sistem pemupukan dan irigasi yang mampu menjawab tantangan perubahan iklim di Indonesia 

  • Perlindungan kesejahteraan petani dan keluarganya 

Bango bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada dan mitra lainnya telah mengembangkan komunitas petani kedelai Mallika melalui “Program Pengembangan Petani Kedelai Hitam”. Hingga 2018, program ini telah memberikan manfaat dan menyejahterakan kehidupan 10.500 petani dengan cakupan area seluas 3.900 hektar – tersebar di wilayah Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur 

Untuk memberikan dampak yang lebih luas, Bango memiliki “Program Saraswati” yang memberdayakan buruh tani wanita, istri petani dan kelompok wanita yang terlibat dalam kegiatan pemilahan kedelai hitam fase pasca panen sehingga mampu berkembang dan menunjukkan aktualisasi diri 

  • Penggalakkan regenerasi petani 

Bango telah menggagas program regenerasi petani melalui “Program Petani Muda” sejak akhir 2019 dan akan terus berlanjut ke depannya. Bekerjasama The Learning Farm, program ini melakukan pembinaan intensif bagi para pemuda potensial mengenai cara bercocok tanam yang efektif untuk hasil panen yang maksimal dan kesejahteraan yang lebih terjamin. Diharapkan program ini akan menghasilkan pahlawan‐pahlawan generasi baru yang dapat membantu menjamin ketersediaan bahan pangan berkualitas 

Keseluruhan program ini merupakan dukungan Bango terhadap strategi Kementerian Pertanian RI untuk mewujudkan sistem pertanian yang maju, efisien, tangguh, dan berkelanjutan 

Strategi ini tertuang dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2019 tentang Sistem Budi Daya Pertanian Berkelanjutan yang mengintegrasikan empat elemen, yaitu aspek lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi sehingga manfaat pertanian dapat dinikmati dalam jangka panjang. 

Saat ini, Indonesia masih menghadapi berbagai tantangan yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan seperti kualitas sumber pangan yang kurang maksimal, jumlah petani yang terus berkurang, dan lahan yang semakin terbatas. Terlebih lagi di tengah pandemi COVID-19, kehidupan dan penghidupan para petani yang berada di garda terdepan untuk menjaga ketahanan pangan menjadi sangat terdampak. 

Melihat permasalahan ini, secara global, hingga tahun 2050 Unilever berkomitmen untuk mentransformasi cara kita menanam, memproduksi, dan mengonsumsi makanan untuk mampu memenuhi kebutuhan pangan yang terus bertambah. Sebagai salah satu perwujudan komitmen terhadap diversifikasi produksi pangan, Bango produksi PT Unilever Indonesia, Tbk. memperkenalkan Program “Bango Pangan Lestari” sebagai payung besar bagi keseluruhan insiatifnya dalam mendorong pertanian yang berkelanjutan – baik yang selama ini telah dijalankan maupun inisiatif lainnya di masa depan. 



Berangkat dari hal tersebut, untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan menjaga ketahanan pangan dalam situasi pandemi COVID-19, Bango berkolaborasi dengan Sayurbox dan TaniHub dengan mengajak masyarakat untuk membeli bahan pangan langsung dari petani Indonesia, salah satunya melalui platform digital. Nantinya, kolaborasi ini akan memperluas jaringan mitra petani dan akan dilakukan pula pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan kapasitas petani Indonesia dalam menerapkan sistem pertanian yang lebih baik dan berkelanjutan. 



Lebih jauh lagi, konsumen dapat mengunjungi www.bango.co.id/bangopanganlestari, dimana website ini juga akan menjadi penghubung bagi masyarakat yang ingin menunjukkan dukungan mereka terhadap jerih payah petani dan berkontribusi nyata untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para petani. 

Program ini juga menjadi salah satu bentuk dukungan Bango terhadap strategi pemerintah untuk meningkatkan kualitas industri pertanian di Indonesia ini digelar berlandaskan keyakinan bahwa ketahanan pangan sangat bergantung pada penerapan pertanian yang berkelanjutan sebagai suatu sistem yang secara komprehensif mengintegrasikan aspek lingkungan hingga sosial ekonomi masyarakat pertanian. 



Yuk, mulai sekarang kita mendukung program yang mempertahankan ketahanan pangan seluruh rakyat Indonesia, tetapi juga meningkatkan kesejateraan petani yang menanamnya ya. Semoga program Bango Pangan Lestari berlangsung mulus dan lancer serta didukung oleh para konsumen online yang menjadi solusi selama masa pandemi ini.

15 komentar

  1. Aku juga menggunakan produk Bango mba dan berasa ini emang pas enak jugaa. Dan syukurlah kalau memang selama ini membantu petani Indonesia :)
    Super hepiiii jadinya

    BalasHapus
  2. Semoga dengan program Bango ini, banyak petani kita yang terbantu ya Manda.

    BalasHapus
  3. Semoga kolaborasi Bango dengan Sayurbox & Tanihub ini berjalan dg lancar & benar2 mensejahterakan petani ya mba..

    BalasHapus
  4. Keren ya inovasinya, Kecap Bango menerapkan standar cara bertani yang ramah lingkungan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani

    BalasHapus
  5. Iya ya terasa banget ya petani dengan pandemi ini. Selalu ada solusi. Proud Bango!

    BalasHapus
  6. Kolaborasi Bango dengan Sayurbox dan TaniHub mudah-mudahan bisa semakin mensejahterakan petani khususnya di masa pandemi ini ya. Selain itu juga kan jadi mempermudah kita untuk belanja dari rumah aja

    BalasHapus
  7. Aku juga dirumah pake kecap bango rasanya enak dan mantabs banget

    BalasHapus
  8. Good action from Bango. I am using Bango too on my cooking. My family like this taste

    BalasHapus
  9. Kecap bango favorit aku banget ini buat masak, teksturnya kental dan rasa manisnya pas!

    BalasHapus
  10. Saya dukung program Bango Pangan Lestari untuk Petani Indonesia yang sejahtera

    BalasHapus
  11. Selalu sedia kecap bango di rumah Juga kak dengan membeli kecap bango brarti Kita turut membantu petani Indonesia y

    BalasHapus
  12. Barokallah ya Manda program unilever ini sangat bermanfaat dan bagus semuanya. Aku juga pengguna bangau. Nah iya, di daerahku juga makin habis sawahnya jadi perumahan

    BalasHapus
  13. Suka banget sama proram Bango. Ketahanan pangan harus terus digalakkan bersama ya ka

    BalasHapus
  14. Keren banget kontribusi unilever dan saya juga selalu sedia kecap bango di rumah

    BalasHapus
  15. Aminnnn... Bango andalanku nih untuk semua makanan yang pake kecap..Apalagi ada program ini makin yakin deh sama Bango..

    BalasHapus