Sehat adalah Doa dan Sakit Bukan Pilihan |
Sehat
itu nikmat, lalu bagaimana ketika sakit?
Sehat, sebuah kata yang menurut
kamus manda menggambarkan sebuah keadaan tubuh yang fit, bugar dan penuh
semangat. Ketika kita dianugerahi nikmat sehat, kita mampu melakukan banyak
aktivitas dan menyelesaikan potongan impian dengan hal-hal yang butuh dijemput
dengan kerja fisik dan otak. Saat kita sehat, yang kita pikirkan pasti
yangenak-enak, seperti : menghabiskan waktu bersama teman, sahabat dan keluarga
yang kita sayangi. Ya, dengan kesehatan memungkinan kita menjadi pribadi yang
produktif dan bermanfaat.
Lalu, bagaimana kalau kita diberi nikmat sakit? Tentunya, di dunia ini tidak
ada makhluk yang merasakan sehat terus kan? Kadang kita “butuh sakit” untuk
bisa mengistirahatkan badan, untuk bisa tahu rasanya bersyukur diberi kesehatan
dan untuk membiarkan tubuh membuat antibodi untuk menjadi lebih sehat.
Sakit, sebuah kata yang menurut kamus manda adalah sebuah keadaan tubuh yang
membuat kita tidak produktif, loyo, lesu dan kurang bertenaga untuk
menyelesaikan aktivitas pekerjaan kita. Tubuh jadi gampang capek, kurang mood
untuk menjadi kreatif dan banyak menunda hal-hal penting sebagai bagian
dari potongan impian kita. Tidak ada lagi rencana makan enak (karena lidah
rasanya pahit), tidak ada lagi rencana jalan-jalan (karena tubuh tidak
bersahabat ketika diajak bepergian) dan kita lebih banyak mengingat sedekah dan
hal-hal yang berbau agamis..
Sahabat manda, kadang kita tidak tahu kapan akan sakit, dan seringnya kita
tidak mempersiapkan sakit di saat kita masih sehat. Oleh karenanya, pasar polis
membantu kita mempersiapkan segala hal yang terkait dengan jaminan saat kita
sedang tidak produktif.
Suatu
saat di Rumah Sakit
Kita sudah dapat mengetahui kejadian
masa lalu karena sudah terjadi, dan kita tidak dapat mengetahui apa yang akan
terjadi di masa depan karena belum terjadi. Masa depan adalah salah satu
rahasia Tuhan, sehingga manusia harus selalu berbuat yang terbaik setiap
harinya.
Sahabat manda, beberapa waktu lalu saya mendapati kisah yang membuka mata saya. Mungkin kita pernah mendengar berita ataupun lawakan bahwa orang miskin dilarang sakit. Selama ini saya tidak begitu mengindahkan hal tersebut, hingga minggu kemarin saya mendapati hal tersebut menimpa salah satu teman kami.
Kami berencana akan bertemu di suatu
tempat pada jam yang telah ditentukan, 3 dari kami sudah berada di tempat yang
dijanjikan, dan waktu berjalan terus. Waktu sudah lewat 10 menit dari yang
dijanjikan, salah satu teman belum memunculkan batang hidungnya. Jam mulai
melewati 15 menit dari seharusnya, kami mulai mengirimkan pesan bertanya sudah
sampai mana? Namun bukan jawaban dari teman kami yang kami terima, namun dari
orang lain melalui hand phone teman kami mengabarkan bahwa teman kami mengalami
kecelakaan dan sekarang di rumah sakit terdekat. Bergegas kami menuju RS
terdekat itu, dan benar teman kami mengalami kecelakaan dan kepalanya terluka
parah, sehingga rumah sakit saat ini tidak mampu menghentikan pendarahannya dan
harus dirujuk kerumah sakit yang lebih besar.
Kami kemudian menyetujui pemindahan
ke RS yang lebih besar agar mendapatkan penanganan yang terbaik. Ketika kami
dihubungkan dengan RS yang lebih besar tersebut bagian UGD menyambungkan kami
dengan bagian billing. Pertanyaan pertama yang mereka tsnyakan adalah, korban
memakai asuransi atau tidak? Karena kami lihat teman kami hanya memiliki askes
maka oleh rumah sakit tersebut digolongkan biaya sendiri. Dan terkejutlah kami
saat RS meminta uang deposit yg cukup besar, teman kami sudah dalam keadaan
kritis namun masih diminta deposit agar ditangani. Benar - benar menyesakkan
dada!
Dari kisah yang 100% benar adanya,
dan karena pengalaman ini, saya termasuk orang yang percaya dengan asuransi.
Yuk, lindungi diri kita dan orang yang kita kasihi, sehingga kisah teman saya
di atas tadi tidak pernah kita alami. Membeli uang besar dengan uang kecil.
saya ikutan asuransi dari kantor suami. pernah sih daftar asuransi yg lain lagi tapi brenti di tengah jalan karena repot bayarnya. kalo asuransi kantor kan otomatis dipotong ya..berasa banget manfaatnya. waktu anak pertama sakit dirawat 100% ditanggung asuransi!
BalasHapusBener mak kania. Lebih kerasanya kl pas sakit ya pentingnya punya asuransi. Trimakasih sudah mampir.
Hapusnasehat yang mengena, sebaik2 kata, memang tentang ketakwaan,dan asuransi terbaik adalah asuransi moral dan sosial :)
BalasHapusPengalaman teman krjaku juga mirip mbak. Suaminya yg opname krn asam lambung parah, pas mau pindah ke RS yg lbh lengkap fasilitas perawatannya, diminta deposit dulu sekian puluh juta.
BalasHapusJd meski sdh punya Askes, asuransi lain ttp penting utk cover pembengkakan biaya yg diluar tanggungan askes
Dulu saya sempat heran kenapa suami bikin asuransi rawat inap untuk kami sekeluarga. Kesannya kayak mengharapkan sakit. Tapi ketika saya sampe harus dirawat karena DBD, bersyukur juga punya asuransi rawat inap
BalasHapusVery good information. Luckyy me I came across your website by accident (stumbleupon).
BalasHapusI have saved it for later!
Komentar dari Ilmo :
BalasHapusBahkan saking nikmatnya sehat, sampe gak bisa dibandingkan sama tumpukan uang yang banyak.