Berkesempatan hadir di acara netizen gathering yg acaranya 
berupa ngobrol bareng MPR RI . Ternyata acara ini dihadiri oleh Bapak 
Zulkifli Hasan selalu ketua MPR, Bapak sekjen MPR Ma'ruf cahyono dan 
Bapak Sumanjaya. Ketiganya adalah negarawan yang membuat saya, generasi 
muda, anak bangsa merasa bahwa NKRI lebih baik dan diperjuangkan 
keberadaanya.
MPR majelis permusyawaratan rakyat, yg saat ini tidak lagi 
membuat Tap MPR, mereka tetap harus mensosialisasikan Tap MPR yg masih 
berlaku. Memasyarakatan 4 pilar agar rakyat paham sehingga muncul 
kepedulian sehingga permasalahan negara yang muncul adalah masalah kita 
bersama.
Seperti yg disampaikan bapak sekjen pada dialog santai 
Malam ini, sosialisasi MPR mengadakan acara netizen agar membantu 
sosialisasi bahwa MPR adalah rumah aspirasi, rumah kebangsaan, dan 
pengawal ideological pancasila Dan kedaulatan rakyat. Metode yang sudah digunakan MPR dalam sosialisasi, melalui : TV, radio, media cetak, online, website mpr.go.id. Harapannya dari netizen, MPR membuka pintu seluas-luasnya terhadap ide, 
masukkan membangun, yang bisa disampaikan langsung ke MPR. 
Reformasi yang sudah berlangsung selama 18 tahun yang lalu,
 menciptakan sebuah kebebasan. Oleh karenanya sosialisasi MPR juga bukan
 seperti doktrin seperti yg jaman Orba diterapkan. MPR berharap 
mendapatkan masukkan dari masyarakat dan bagaimana menyampaikannya  
kembali ke masyarakat. MPR butuh dukungan kita semua, warga negara kesatuan 
Republik Indonesia. Karena segala yg terjadi di negeri ini adalah 
tanggung jawab kita.
Di bagian akhir, diskusi pagi bersama Bapak Sumanjaya, yang membahas tentang Radikalisme. Dari artinya, fundamental versus Radikalisme, Fundamental 
adalah pilar/pondasi/dasar. Radikal, dari kata radik yaitu akar, tumbuh 
dari dalam. Fundamentalis seperti ekstrem. Seseorang yg fundamentalistik,  tidak mau bergerak jika ada masukan yg 
lebih baik darinya. Dia punya barrier, shg apapun masukan tidak akan 
menggoyahkan. Radik (akar) menghasilkan batang, ranting dan buah. Jika 
akar setuju dengan lingkungannya, dia akan tumbuh sesuai lingkungan 
sekitarnya. Fundamentalistik,  tidak bisa melihat perbedaan. Memang 
sudah karakter seseorang yg tumbuh krn faktor keluarga. Hal yang melatar
 belakangi adalah :
- Keluarga: selalu dicerca, dikutuk, dibentak, tidak diapresiasi, jarang dipuji, tidak ada komunikasi.
 - Proses pendidikan yg kurang.
 - Keyakinan.
 - Dan lalu setiap orang punya Pilihan yg menentukan seseorang radikal atau fundamental.
 
Nilai radikalisme yang disampaikan pak Sumanjaya 
disampaikan sangat apik, dari lagu kebangsaan, yaitu : 
- garuda pancasila,
 - tanah air beta, dan
 - dari sabang dari merauke.
 
Dan jelaslah bahwa sebenarnya radikalisme sebenarnya 
komunikasi yang diawali dari prasangka yang baik, lalu pertimbangkan 
dulu benar salahnya. Di akhir acara, pak Suman menyampaikan harapan bahwa 
netizen hendaklah seperti guru yang punya hati nurani. Netizen sebagai 
jembatan untuk perbaikan bangsa, jangan memutarbalikkan fakta, 
mengabarkan kebenaran.Membantu menyelesaikan permasalahan dan bukannya menyulut permasalahan. Siap menjadi blogger yang berhati nurani.
Salam,
  
  
  
  
  
Pesan yang bagus sekali.
BalasHapusSemoga kita semua jadi blogger yang berhati nurani ya mbak Ima. Aamiin
aamiiinnnnnnn mba rien...
HapusPeran nitizen sekarang memang besar,karena anak-anak dan remajapun udah melek internet
BalasHapusNKRI harga mati :D iyakan mbak :D
BalasHapus