Halo semua, tulisan awal Februari yang sepertinya mengerem kebahagiaan-kebahagiaan di bulan cinta ini. Masya Alloh Tabarakalloh untuk semua yang terjadi hari ini. Tanggal cantik, 2 2 23 yang ternyata menjawab akhir-akhir ini perasaanku nggak enak. Kayak ada firasat mau sedih, biasanya memang Manda si pisces yang sensitif ini sering mendapat firasat (walau sering enggaknya, hahaha). Tidak boleh percaya selain dariNya, harus selalu istighfar kembali berserah diri hanya kepada Alloh SWT. Astaghfirullohal adziim.
Tadi malam, sesudah mengambil durian ke rumah mama papaku, durian mentega yang dalam 2 minggu ini, kita serumah menikmati durian-durian nan aduhai legit manis rasanya. Ternyata, tanpa disadari salah satu pemicu kejadian hari ini, wallahu alam bishawab. Semalam masih menikmati nasi goreng bersama di rumah mama papa, bercanda khas kami dan terlihat semua baik-baik dan sehat. Hanya saja, beberapa minggu terakhir ini, kami (saya dan mama) sering mencemaskan kaki papa yang menurut kami agak bengkak. Tapi ya kembali lagi, papa orang yang tidak mudah manut untuk mengiyakan sebuah kondisi (mirip aku ngeyelnya, hahahaha)
Malam itu, semuanya baik. Bahkan hari ini harusnya papa masih beraktivitas ke Temanggung (rutinitas kesibukan papa yang menyenangkan hatinya, berkarya menjadi komisaris BPR untuk mengamalkan ilmu perbankan selama 28 tahun sebelum akhirnya pensiun). Rutinitas perjalanan luar kota 3x seminggu, Muntilan, Temanggung dan Ambarawa. Wow! Itu juga saya bilang WOW. Tapi karena LOVE WHAT YOU DO dan DO WHAT YOU LOVE, alhamdulillah papa senang hati melakukannya. Akhirnya kata sepakat kami sekeluarga, silakan tetap berkarya dan bermanfaat, karena hati yang riang adalah obat.
Tentang profesionalitas, dedikasi pada profesi, 28 tahun di Bank Niaga (sebelum CIMB) dan kini tetap berkarya di dunia perbankkan, papa adalah teladan dan panutan bagi aku dan adekku. Semoga Alloh melimpahkan berkah usia yang panjang dan manfaat untuk papa, Aamiin YRA.
Pagi ini di rumah, masih sarapan soto Dalbe dan mama ayam KFC, selesai makan ada telepon WA dari mamaku. Suaranya biasa, tenang, meminta untuk menjemput papa karena mobil nggak jalan dan papa agak pusing. Mak deg! Sebenarnya telpon berita mengagetkan buatku, belum sembuh benar diingatan.
Terima Kasih Teknologi, Google Shareloc
Telpon mamaku, sontak membuat kami bergegas untuk menyegerakan menjemput mama papa di lokasi yang disebutkan : Giwangan. Alhamdulillah, saya memasang google shareloc untuk kedua mama supaya dalam keadaan emergency tanpa menyuruh shareloc akan segera bisa dijemput atau diketemukan jika HP hilang/ tertinggal. Ndilalahnya terbantu! Terima kasih teknologi.
Sampai di TKP yang agak melenceng sedikit karena posisinya di selatan ring road atau di utara ring road. Menemukan mobil papa sudah terparkir di pinggiran jalan yang ternyata RAMAI karena persis dekat dengan terminal Giwangan. Bis naik-turun penumpang dekat dengan posisi parkir papa.
Huhuhuhuhu... Hamcur seketika hatiku, papa sudah kaku tangan dan kaki kirinya, makdeg! untuk yang kedua kali! Pernah terjadi papa lemas kaki tangan ketika stroke pertama 10 tahun lalu dan saya menjemput di parkiran Bethesda dalam kondisi tangan kaki lemas juga. Allohu Akbar! Perlahan saya dan Panda membawa papa pindah ke mobilku, supaya bisa relaks lurus dan mobil papa dibawa Panda, tujuannya RUMAH SAKIT UII Srandakan yang jauhnya ternyata WOW!
Pengalaman stroke pertama dulu, papa sudah mempunyai dokter syaraf, dr Priyo yang prakteknya di RS UII Srandakan. Alhamdulillah dokter Priyo sangat-sangat fast response. Saya begitu terikat batin dengan dokter-dokter papa dan mama yang bagi saya mereka adalah penyelamat dan pahlawan untukku. Semoga selalu diberikan kesehatan dan panjang umur untuk para dokter yang setulus hati menjaga banyak nyawa untuk tetap bisa bermanfaat dan hidup lebih lama. Aaamiinn.
Perjalanan menuju ke rumah sakit UII Srandakan terasa puanjang banget dan sepanjang jalan menenangkan diri dengan astaghfirullohal adziim dan laa ilaha ilallah.. terus dan tidak kuputus, kecuali berbincang sebentar dengan papa dan mama. Itulah kenapa, anak pertama harus BAKOH! Selain kita dilahirkan lebih dulu, tanggung jawab kita juga lebih besar dalam keluarga. Makanya kebanyakan anak pertama perfeksionis dan galak (baca : tegas).
Sepanjang jalan sebelum sampai ke kondisi papa yang di Giwangan, saya sudah berkontak dengan dokter Priyo, saya juga sudah mengabari adekku (kita hanya dua bersaudara dan harus kompak). Dokter Priyo sangat merespons dan memberikan support yang begitu besar ketika papa di IGD (langsung berkomunikasi dengan dokter jaga dan apa yang dilakukan TERBAIK untuk papa). Saya pun (yang bukan dokter) terus menerus meng-update info kepada dokter Priyo. Masya Alloh dokter, hari ini super duper sibuk dengan rapat marathon tetapi sungguh masih mempedulikan pasiennya. huhuhuhuhu, saya terharuan ya...
Perihal Biaya yang Harus Disiapkan
Mohon maaf sebelumnya, mohon maaf jika tulisan ini tidak berkenan untuk satu atau sepersekian pembaca. Harapan saya menuliskan biaya disini, setidaknya ada yang harus disiapkan untuk dana darurat ketika kita sakit. Semoga saja berkenan dijadikan pelajaran.
Sesampainya di halaman IGD, Panda sudah lebih dulu sampai, mengambil kursi roda dan bergegas menunggu di pintu IGD. Saya melaju membawa papa ke tempat Panda berdiri dan mengantarkan ke IGD, sedangkan Panda memarkir mobil. Dokter jaga dan perawat melakukan prosedur IGD dan meminta saya mendaftarkan pasien. Tak lupa menginfokan pesan bahwa papa pasien dokter Priyo, dan minta ditangani secepatnya. Kembali lagi pengalaman saya saat mendampingi papa stroke yang pertama, semuanya serba cepat dan patent.
Papa dan mama, memiliki BPJS. Kenapa tidak memakai BPJS? Penjelasan yang saya peroleh dan bisa menjadi pelajaran bersama bagi pembaca blogku adalah bahwa perawatan dengan BPJS adalah sistem paket BPJS (kamar dan obat, tidak bisa kamar saya dengan BPJS, obatnya kita yang menentukan sendiri di luar paketan BPJS). Dalam kondisi papa saya, kami memilih untuk tidak menggunakan fasilitas BPJS.
Prioritas Menentukan Kamar
Bagi saya dan Panda, memilih kamar inap tidak hanya memperhatikan yang sakit, melainkan juga yang menunggu. Karena apa? Menunggu itu energi yang dibutuhkan selain sehat juga istirahat yang cukup. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat memilih kamar ?
- Papa dan mama dengan usia yang hampir 70 tahun, tidak dimungkinkan bersama dengan pasien lain yang tentunya penyakitnya tidak bisa diprediksi semau kita sekamar dengan siapa.
- Keleluasaan privacy, karena untuk kami, berada di rumah sakit (menunggu orang sakit) seperti staycation alias menginap sesaat.
- Selama mama menunggu, harapannya mama bisa istirahat dengan nyaman. Begitu pula ketika malam hari, kami pun bisa beristirahat dengan nyaman.
- Fasilitas menu penunggu kamar. Untuk kelas yang sendirian, kita tidak dipusingkan dengan makan pagi, siang dan malam bagi yang menjaga pasien. Itu membuat kita bisa fokus menjaga pasien dan melakukan aktivitas di dalam kamar untuk bekerja darimana aja.
Alhamdulillah, tidak perlu berlama-lama proses masuk ke kamar pun dimudahkan. Alhamdulillah.
Kronologi Serangan Jantung dan Bukan Stroke
Mungkin cerita ini bisa untuk warning kita semua, tentang gejala tubuh.
Waspadai : nyeri dada yg kalau ditekan baru terasa ga enak, susah menelan, sama muntah 🙏🏻
Papa ga tau juga kalau ternyata itu serangan jantung ringan, masih antar mama pelatihan, eh di giwangan hilang konsentrasi, bisa bisanya ambil jalur berlawanan seketika tangan kaki kaku.
Langsung mama telpon aku, setelah mobil berhasil di parkir di pinggir dengan bantuan mama, duh serem banget dicritain mama. Untungnya tidak kecelakaaan 😭😭 Membayangkan perempatan Giwangan yang ramai bis-bis besar karena memang perempatan terminal Giwangan 😭😭😭😭
Hanya bisa alhamdulillaaaah ... 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Beruntungnya lagi, langsung kontakan dokter stroke pertamanya yang sangaaaaatt fast response (dokter Prijo). Kalau tidak fast response, entah skenarioNya akan seperti apa 🙏🏻Gusti Alloh sudah mengatur semuanya, ternyataaaa.....
CT Scan dan EKG yg menjelaskan kondisinya 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Papa ada penyumbatan, lebih ke serangan jantung diagnosanya 🙏🏻 Alhamdulillah sudah ditangan yg tepat, dilakukan penanganan yg insyaAlloh terbaik, skrg kondisinya baik.. Mohon doanyaaaaaa, semoga terus baik, stabil, dan sehat pulih seperti sediakala kembali ya teman-temanku...
Aamiin YRA 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Mohon doanyaaaaaa semoga sakitnya menjadi penggugur dosa dan dipulihkan sehat biar terus manfaat aamiinn. Matur nuwun doa baiknya, semoga kembali menjadi doa baik teman-teman semua..
Mari mulai mengenali gejala di dalam tubuh sendiri dan membiasakan hidup sehat.
NB. Kok sempat menulis mba? Karena menulis bagiku adalah berbagi. Semoga saja tulisanku bermanfaat dan menjadikan amal jariyah untukku. Menulis juga untukku sebuah cara healing saat menunggu jam minum obat dan menunggu gantian sama Panda. Tentunya, menulis untukku adalah profesi sebagai blogger. Terima kasih ya, berkenan mengisi ladang amal pahalaku dengan membaca pengalaman dan sharingku. Alloh yang membalas.
Baca juga : Sama halnya ketika aku kehilangan dan pulih lebih cepat.
Ya Allah, deg-degan bacanya. Semoga Papa cepat sembuh ya Mandaa...aamiin ya Rabb..
BalasHapussama mbak, aku juga deg2an bacanya. MasyaAllah ya, masih dilindungi papanya. ngebayangin bahayanya nyetir berlawanan arah begitu, ya Allah. Semoga lekas pulih ya mbak papanya, semoga semua yang menunggu juga diberi kesehatan selalu.
HapusDeg-degan banget dan aku gak kebayang gimana situasinya. Bersyukur masih bisa merawat dan mendampingi mama papa saat kondisi seperti ini. Aku sendiri gak ngalamin karena papa meninggal saat usiaku 6 tahun. Sedangkan skrg mama di Magetan, jadi pasrah sama kakak yg di sana. Semoga Manda dan keluarga sehat selalu. Amiin
BalasHapusYa Allah, ikut tegang bacanya pas bagian papa Ima sedang nyetir lalu kaku.
BalasHapusSemua kemudahan dan kelancaran dalam proses penyelamatan, hingga perawatan dan pengobatan berkat doa-doa yang selama ini dipanjatkan. Kita tidak tahu doa mana yang Allah kabulkan, tapi yang pasti ada skenario terbaik dari Allah atas semua kejadian.
Semoga lekas sembuh buat papanya Ima, buat mama yang jaga, juga anak-anaknya yang mengurus.
Betul, soal milih kamar kelas atas itu lebih kepada kenyamanan keluarga supaya fokus pada kesehatan yang sakit. Aku pun pas Alief dan Mas Arif sakit, juga melupakan perawatan pakai BPJS dan layanan yang versi kejangkaunya, supaya saat nemenin juga lebih nyaman dan ga ikutan sakit. Buat mempercepat proses penyembuhan juga kan.
kalau soal biaya, aku dari dulu suka share dengan niatan buat jadi info bagi yang mengalami sakit serupa, dan alhamdulillah selama ini justru yang paling banyak direspon adalah tulisan ttg biaya rumah sakit saat Alief operasi tulang dan biaya operasi batu empedu yang hendak dijalani Mas Arif.
Kalau ada yang julid soal info biaya yang kita sebut, ya cuma segitu pemikirannya. Abaikan saja.
Semoga papa lekas sembuh ya Ima.
Semoga Papa lekas sembuh yaaa Mbak. Dan Mama juga tetap sehat dalam mendampingi Papa. Bersyukur masih tertangani dan cepat dibawa ke RS di mana dokternya sudah paham riwayat penyakit Papa. Manda, Panda, juga sehat2 yaaa...Pengalaman beberapa kali mendampingi anakku opname, memang yang nunggu itu juga sangat butuh sehat. Ya gimana bisa ngopeni yang didampingi dengan baik kalau diri sendiri sakit ya kan mbak... (aku pernah begitu soalnya :D).
BalasHapusSedikit share (bukan untuk membanding-bandingkan), dulu bapakku meninggal dalam perjalanan ke ladang. Waktu itu aku sudah merantau di Sukabumi. Aku juga tidak terlalu tahu detailnya, entah bapak sudah meninggal saat ditemukan orang, atau baru meninggal ketika sudah dibawa ke rumah. Tapi itu sudah lama sih, sekarang rasa kehilangan sudah lebur dalam kenangan tentang almarhum bapak.
Ya Allah, deg-degan bacanya Manda, Alhamdulillah bapak lekas dibawa ke rumah sakit dan segera ditangani dengan baik ya. Sudah keluar RS ya Manda, semoga bapak cepat pulih dan sehat selalu ya..aamiin..
BalasHapusYa Allah mba, nggak apa2 kalau ada yg nanya kok sempat2 nulis sih, katanya rempong. Pasti ada aja yg gitu ya mba. Amiin insya Allah jadi penggugur dosa dan ada kasih sayang Allah di rumah itu jika ada yg sakit. Semoga selalu sehat yg merawat papa, mba Ima sekeluarga..Jaga kesehatan ya mba.
BalasHapussemoga papa juga bisa lekas pulih kembali, nggak kebayang itu pas lagi nganter si mama yaa, masih dilindungi Allah, masya Allah
Menulis adalah healing daripada bengong dan makin sedih yaaa.
BalasHapusSemoga papanya setelah ini selalu sehat terus ya aamiin.
Ikut deg2an sambil mikirin bapakku ya wesw sepuh *kangen, semoga selalu sehat juga.
Itu dokternya kalau udah cocok emang sebaiknya ditangani dengan dokter yang sama yang udah punya riwayat diagnosis sebelumnya yaa.
Tetap semangat pokokee yaaa.
Makasih udah menulis untuk berbagi mba. Semoga papa sehat2. Semua sekeluarga sehat.
BalasHapusEmang bener btw kalo anak pertama galak dan perfeksionis. Aku banget hahaha.
Tapi tetep aja kadang2 mellowww.
Idem dengan beberapa sahabat blogger di atas, ikut deg-degan.
BalasHapusBacanya, pelan-pelan, biar tidak ada yang ketinggalan.
Aku juga pernah baca bahwa ada istilah 'golden hour' penanganan pasien stroke, agar terhindar dari komplikasi dan mencegah dampak fatal.
Semoga Papa segera pulih ya, Manda.
Masyaallah ikutan panik dan deg-degan baca tulisan ini loh mba, semoga papanya lekas pulih seperti sedia kala ya
BalasHapusSemoga Papanya lekas baikan dan sehat kembali ya. Kebayang gimana perasaannya. Yang penting gak panik dan alhamdulillah dapat dokter yang fast respon. Jadi lebih tenang
BalasHapusMbaak aku membacanya ikut deg degan ya Allah...bersyukur ya mbaa tertangani dengan cepat Alhamdulillah...
BalasHapusSoal biaya dirinci bagus lho.mba justri banyak yang pengen tau, edukasi juga jatuhnya mbaa bukan riya kok...
Nahan napas selama baca, ya Allah... Jadi ingat suamiku saat serangan jantung dulu tahun 2018.
BalasHapusMemang untuk pasien jantung diharapkan rawat inap di kamar yang privat, jadi bisa istirahat dengan nyaman selama perawatan. Suamiku juga dulu di ruang VIP, tapi pakai BPJS karena dokter jantung menyarankan gitu. Kami naik kelas nya lompat, tapi bersyukur ya ada dana darurat. Gusti Allah masih sayang dengan Manda sekeluarga, semoga Papa makin sehat. Tetap jaga kesehatan juga untuk Manda Panda, Mama juga, peluuuukkk jauh ya Manda
Aku jd teringat almarhum papaku yg meninggal 2bulan lalu mbak. Ikut mwndoakan semoga papa segera sehat ya mbak. Sabar dan semangat selalu mendampingi papa sampai sehat kembaki mbak. Dinikmati masa2 merawat kwdua oeru kako udh ga ada rasanya separuh jiwa hilang
BalasHapusMbak, aku turut prihatin ya atas kejadian ini. Semoga Papanya segera sehat dan bisa kembali beraktivitas seperti biasa. Mbak juga sehat-sehat, ya, agar bisa merawat Papa. Insya Allah everything's gonna be alright. Terima kasih sudah berbagi.
BalasHapusMudah-mudahan ayahnya Mba cepet baikan dan sehat kembali ya Mba. Kadang suka sedih kalau lihat orang tua sakit, berasa belum bisa membahagiakan mereka.
BalasHapusPeluuuuk Mandaaaa.... Alhamdulillah semuanya sudah tertangani dengan baik ya mba dan doa kita semua untuk kesehatan papa. In sya Allah selalu diberi kelancaran untuk proses penyembuhan. Kalau baca ceritanya memang serem dan bikin lemes yaa mba. Almarhum Papaku waktu stroke pertama juga lemes dan langsung dibawa ke RS. Semoga kita selalu diberi kekuatan dan kesehatan ya mbaaa..aamiin allahumma aamiiin
BalasHapusAlhamdulillah papanya Mba masih diberi usia dan semoga cepat sembuh agar bisa beraktivitas lagi. Terbayang betapa paniknya mama mbak, lagi bawa mobil tiba-tiba kondisi papanya begitu. Duh.
BalasHapusYa Allah, jadi kondisinya sedang menyetir mobil di kawasan terminal. Aku kebayang itu rameee, bus-bus antar kota, jalanan gede, banyak yang ngebut. Alhamdulillah Allah Maha Baik. Mama bisa bantu parkirkan mobil, mbak dan suami gercep ke sana, dokter juga mudah dihubungi. Syafahullah buat papamu, ya mbak. Semoga keluarga diberi kekuatan mendampingi proses penyembuhan papa.
BalasHapusKebayang gimana paniknya mama manda, mendadak kena serangan di kondisi jalan yang rame gitu. gak kena serangan aja panik mogok di tengah jalan. Semoga Papa selalu sehat setelahnya ini ya manda aamiin
BalasHapusPeluk Mandaaaa ... yaa Allah di tengah jalan kaku! AKu merinding bacanya
BalasHapusMasyaAllah ya, masih dilindungi si papa. ngebayangin bahayanya nyetir berlawanan arah begitu, ya Allah. Semoga lekas pulih ya Mandaaa papanya, semoga semua yang menunggu juga diberi kesehatan selalu.
Mba Manda, semoga Allah selalu berikan kekuatan yaaa. Dan lekas diberikan kesembuhan buat papanya mba Manda ya, dan kita semua diberikan kesehatan
BalasHapus