Dilema PJJ VS PTM, Faber Castell Memberi Solusinya


Pandemi sudah berjalan lebih dari 1 tahun, inget banget saat awal WFH 18 Maret 2020. Bagaimana rasanya dirumahaja? Jangan tanya rasanya ya, karena menjadi terbiasa melakukan apa-apa dari rumah, justru yang dikhawatirkan jika pandemi sudah berlalu, siapkah kita kembali beraktivitas seperti sediakala?

Bukankah, ala bisa karena biasa, dan kini work from home dan school from home sudah menjadi pembiasaan. Lalu bagaimana dilema yang terjadi pada sistem pengajaran di dunia pendidikan? Masihkan meributkan tim PJJ dan tim PTM di WA grup wali murid?

Beruntung saya mengikuti kegiatan webinar bertemakan “Refleksi Pendidikan Indonesia : Diantara PJJ dan PTM” yang diadakan oleh Faber-Castell. Setidaknya, diskusi dan masukannya bisa menjadi pertimbangan untuk bisa saya cerna menyikapi PJJ dan PTM yang ada disekitar kita.

POIN PENTING PJJ VS PTM


Poin penting yang kita belum ketahui, ternyata dalam webinar kali ini dirangkumkan, seperti apakah poin penting PJJ VS PTM ?

  1. Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah diperbolehkan sejak Januari 2021.
  2. Sekolah yang sudah divaksin wajib membuka kelas tatap muka terbatas.
  3. Pembelajaran tatap muka terbatas mengkombinasikan PTM dan PJJ.
  4. PTM maksimal 50% dari jumlah siswa per kelas.
  5. Orang tua bisa memilih apakah anaknya menghendaki PTM atau PJJ
  6. Wajib mematuhi protokol kesehatan.
Sebenarnya, PTM terbatas sudah bisa dilakukan untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah, terlebih untuk siswa yang berada di kelas 6, kelas 9 dan kelas 12, dimana mereka hendak mengikuti ujian akhir untuk kelulusan.



PROBLEM PJJ DAN SIAPA YANG BERPERAN ?


Permasalahan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) muncul karena negara kita tidak terbiasa dengan belajar jarak jauh, beda halnya dengan beberapa negara yang memang sudah menyiapkan sistem pendidikan dimana pembelajaran jarak jauh bisa diterapkan sebagai contoh jika terjadi bencana alam. 

Problem utama dari masyarakat kita terhadap PJJ ada pada SMARTPHONE dan PAKET DATA.



Pada poin smartphone dan paket data, mungkin kita bisa sama-sama belajar. Terlebih anak yang di zaman sekarang sudah melek smartphone dibanding orang tuanya. Tentunya, antisipasi dari dampak ber-gadget harus menjadi perhatian penting para orang tua. Selain mata, juga anak menjadi anti-sosial karena merasa asyik dengan dunianya sendiri. Terlebih adanya game online yang berefek pada kecanduan. Semoga saja kita sebagai orang tua bisa mengambil peran penting dalam menjaga buah hati kita dari kecanduan gadget ya! Aamiin.



Lalu, seperti apakah PERAN dari orang tua dan guru di masa pandemi ini?


Peran guru harus bisa membuat materi bahan ajar yang kreatif dan interaktif, menjadi guru pamong, menjadi pengawas, menjadi guru yang siap melek online dan motivator.



Peran orang tua lebih kompleks di masa PJJ ini, tidak hanya sekedar membayar SPP, melainkan juga menjadi tangan kanan guru di rumah. Peran orang tua sebagai pembimbing, fasilitator, pengawas dan motivator. 


Kita tidak tahu kapan pandemi ini usai, kita hanya bisa berdoa dan terus mempunyai harapan optimis untuk bisa keluar dari pandemi ini. Ketika nanti herd-immunity tercapai, harapannya kita semua bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala. Semoga kita semua dilindungi dan selalu diberi kesehatan.

Bicara tentang pandemi dan dampak positifnya bagi pendidikan, tak bisa dipungkiri, pandemi ini mengajarkan banyak hal pada kita. Saya sendiri merasakan bahwa pandemi ini menuntut kita lebih mandiri, lebih kreatif, lebih solutif, dan lebih positif dalam segala kondisi. 


DAMPAK POSITIF PANDEMI PADA PENDIDIKAN



Meskipun dampak positif pembelajaran jarak jauh nyata adanya, tapi tetap tidak dpungkiri bahwa pembelajaran tatap muka tetap memberikan dampak positif berkaitan dengan sosial, seperti : BERSOSIALISASI dan JIWA KOMPETISI SEHAT.

Saat webinar berlangsung, banyak ibu-ibu yang mengeluh susahnya mengumpulkan tugas ketika PJJ, banyak juga yang mengeluh jam zoom/Gmeet bentrok karena anaknya lebih dari 1, mengeluh memiliki laptop hanya 1, dan kesulitan mengirim jawaban tugas jika dengan smartphone.

Lalu, pihak Faber Castell memberi kejutan : Paket Belajar Online, apa itu?

PAKET BELAJAR ONLINE




Paket Belajar Online


Munculnya solusi PAKET BELAJAR ONLINE karena pembelajaran jarak jauh yang mengharuskan siswa dan orang tua melek smartphone untuk bisa belajar dan mengirim tugas. Lalu, banyak keluhan ketika mengerjakan tugas tangannya licin dan susah sentuh layar smartphone yang kecil.

Nah, lalu Faber Castell berinovasi mensolusi supaya mudah belajar saat PJJ dengan Paket Belajar Online, ada stylus yang bisa dipakai menulis, scroll atau mengetuk pilihan ganda di semua smartphone atau tablet. dan stylus ini lembut jadi gak merusak layar smartphone. 

Paket Belajar Online ini berisi STYLUS dan juga dilengkapidengan alat tulis lain seperti pensil penghapus dan rautan untuk kegiatan belajar. Sesuai dengan taglinenya : "Raih prestasi gemilang dengan Paket Belajar Online Faber-Castell"


STYLUS FABER-CASTELL



Bagaimana cara menggunakan Stylus Faber Castell ?






Wuihhh, berkat stylus dari paket belajar online Faber Castell, PJJ jadi no-worry lagi. Menghemat banyak waktu untuk mengerjakan tugas anak dan mengirimkannya melalui WA. Terima kasih Faber Castell!

Mempersiapkan PTM Terbatas


Mau tida mau, siap tidak siap, new normal dalam dunia pendidikan tetap harus, pembelajaran PJJ memang mempunyai banyak dampak positif, tetapi anak-anak juga butuh bersosialiasi dan berkompetisi sehat di kelas. Jika harus PTM terbatas, apa saja persiapannya?









Mari kita saling bahu-membahu dan berkolaborasi dengan baik dan kooperatif untuk bersama-sama meminimalisir dampak buruk pandemi terhadap anak didik kita di masa pandemi ini. Mari kita sama-sama berdoa dan terus optimis bahwa pendidikan kita bisa mencetak generasi unggul yang tahan banting di masa depan. Ya! Generasi Corona yang tahan banting dan kreatif karena dituntut keadaan. Aamiin.


Tidak ada komentar