Fujifilm X-T100 Mirrorless Terbaik Bagi Pemula



Pertama kali mencobanya, langung jatuh hati. Beruntung sekali mendapat kesempatan untuk menjajal kamera mirrorless Fujifilm X-T100 dalam #KEBelajar yang diselenggarakan seminggu yang lalu. Acara #KEBelajar ini merupakan support yang dberikan KEB (Kumpulan Emak Blogger) kepada membernya untuk bisa belajar update dan upgrade ilmu yang berkaitan dengan dunia blogging. 


Dalam acara #KEBelajar kali ini, KEB bergandengan dengan Fujifilm dan Gudang Digital Jogja, memberi kesempatan kepada membernya yang mendaftar untuk berkesempatan belajar fotografi. Hadir sebagai nara sumber mas Agoeng (IG : @agoeng_tosol). 


Materi yang disampaikan seputar kamera Fujifilm X-T100 yang hendak dicoba oleh emak-emak blogger ini saat nyetrit di Malioboro, dilanjutkan buka bersama di Neo Hotel Malioboro. 

Materi tentang Exposure, secara bodon, emak-emak diajari bahwa 

F 2.8 terang dan menuju ke F 16 semakin gelap. 

Memegang kamera Fujifilm XT100 kita praktekkan materi paling mudah menggunakan kamera Fujifilm ini dengan mengubah apperturenya. Bisa dibayangkan pasti menarik untuk pemula yang tidak pernah memegang kamera DSLR atau mirrorless. 



Namun demikian, kamera Fujifilm X-T100 ini ramah dengan fotografer pemula, contohnya saya. Dengan mode manual yang diajarkan, ada kunci untuk membuat stabil posisi 0.0. Sehingga gambar yang diambil aman untuk dinikmati(baca : tidak terlalu terang, tidak terlalu gelap, dan tidak kabur). 

Selain belajar tentang apperture, kita juga belajar membuat foto bokeh (depth of field).

Mas Agoeng dari Fujifilm mengyampaikan bahwa depth of field utk bokeh, butuh fokus sempit. Selain kita harus mengatur f 2.8, foto bokeh juga tergantung jarak. Karena pada dasarnya foto bokeh adalah foto yang fokusnya berada di area tertentu yang diinginkan. 

Sebagai contoh, 



Selain belajar tentang foto bokeh, kita juga belajar teknis mengambil foto untuk mempertajam dengan kamera fujifilm X-T100. Dengan memilih F diatas 4, pilih besar f 8-16, maka gambar yang dihasilkan akan tajam. 


Kita juga belajar tentang istilah yang lazim dipakai oleh orang yang bergelut dengan fotografi. 

f 2.8 1/1 - f 4 - f 5.6 - f 8 - f 11 - f 16 


sebagai contoh : 
f 11 diturunkan 2 stop menjadi f 5.6 
f 2.8 terlalu terang, maka naikin 2 stop, menjadi f 5.6 

Materi tentang ISO. 

Beberapa hal pentingnya, Manda rangkum sebagai berikut ya :
  • ISO 100 - .... 25,800 semakin terang. 
  • BDE basic daylight exposure 
  • ASA 400 (zaman menggunakan kamera roll) 
  • Gambar sinar matahari - f 8 

Tips dari mas Agung untuk ISO : 
  • sore mendung => naikkan ISO 400 
  • cahaya lampu/mendung banget => ISO 800 
  • sinar matahari => ISO 200 

Sebagai contoh foto di dalam ruangan belajar, mas Agung menunjukkan settingan : shutterspeed 60 aman, f naikkan utk lebih terang 4.5. dan ISO 3200 di dalam ruangan. 



Materi tentang shutterspeed 

Dicontohkan tentang shutterspeed ini adalah foto tentang air atau objek bergerak lainnya. Seperti foto yang populer yang banyak diminati, foto air bergerak, foto air terjun, foto lampu dari kendaraan. 


Tips yang diberikan mas Agung : 
Kalau ingin efek airnya berhenti, maka shutterspeed pakai tinggi. 
Kalau ingin foto air mancur dengan efek airnya goyang, maka shutterspeed yang dipilih pakai yang rendah. 

Sesi materi tentang aperture, ISO dan shutterspeed saat menggunakan mode manual kamera Fujifilm XT100 sudah selesai. Saatnya kita menuju ke Malioboro untuk mempraktekkan hasil belajar di #KEBelajar bersama tim FujiFilm. 

Berikut hasil jepretan Manda dalam acara #KEBelajar bersama Gudang Digital Jogja dan tim Fujifilm yang meminjamkan kamera Fujifilm X-T100 nya untuk dicoba praktek bagi fotografer pemula yang hari ini menjepret dengan mode manual.





Keren banget kamera mirrorless Fujifilm X-T100. Mupeeengg!

Tidak ada komentar