Perkembangan Industri Pariwisata di Indonesia


Pariwisata adalah salah satu sektor yang jika dikelola dengan tepat akan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi suatu negara. Saat ini semua negara di dunia berlomba-lomba menarik wisatawan untuk berkunjung, dengan menawarkan keunggulan kompetitif di bidang pariwisata masing-masing.

Sebagai contoh, Jepang menawarkan keindahan lanskap, budaya dan kecanggihan teknologinya, begitu juga dengan Eropa dengan keindahan pemandangan dan iconic landmark masing-masing. Negara timur tengah yang tersohor gersang mulai bersolek untuk menciptakan destinasi wisata bagi wisatawan. Tak pernah terbayang bermain ski salju di Dubai atau menemukan hutan hujan tropis di sana. Namun dengan memanfaatkan teknologi, Dubai berhasil menciptakan keunikan untuk menarik wisatawan. 


Tak perlu jauh-jauh, negara tetangga kita Singapura yang pada dasarnya tidak memiliki destinasi wisata namun berhasil menciptakan gunung (bukit), pulau dan pantai buatan. Bahkan jutaan wisatawan, termasuk dari Indonesia, setiap tahun membanjiri Singapura.

Bagaimana perkembangan industri pariwisata Indonesia yang notabene memiliki bentang geografis sangat luas dan dikaruniai keindahan alam yang luar biasa indah ini?

Seharusnya dapat menyedot perhatian masyarakat dunia untuk berkunjung. Namun, mengapa industri pariwisata Indonesia belum bisa seperti negara-negara di atas, karena kurangnya investasi di bidang ini sehingga infrastruktur, sarana dan prasarana yang menunjang belum berkembang.

Selama ini jika berbicara mengenai industri pariwisata, tidak bisa lepas dengan pulau Bali. Karena memang sampai saat ini Bali yang paling siap dan sudah berkembang di bidang industri pariwisatanya. Seminggu yang lalu baru saja saya menikmati pulau Bali di kisaran Nusa Dua – Kuta, dan memang terlihat perkembangan industri pariwisata di Bali sudah lebih maju dibandingkan daerah lain. Dan memang bahwa kawasan Nusa Dua - Kuta - Sanur adalah salah satu dari kawasan strategis pariwisata. Sehingga BKPM industri di sektor pariwisata di daerah ini tergolong tinggi.

Mengingat bahwa pariwisata merupakan sektor yang prospektif dengan kenaikan realisasi investasi relatif cukup besar. Kenaikan ini didukung dengan rencana pemerintah merevisi perpres 39 tahun 2014 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka untuk penanaman modal. 

Terdapat 10 destinasi prioritas yang sudah diluncurkan pemerintah sejak awal tahun ini, yaitu : Danau Toba (Sumut), Tanjung Kelayang (Babel), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (Jakarta), Borobudur (Jateng), Bromo Tengger Semeru (Jatim), Mandalika (NTB), Labuan Bajo (NTT), Wakatobi (Sultra), dan Morotai (Maltara) yang memiliki potensi investasi sebesar Rp300 triliun dalam mengembangkan 10 destinasi prioritas tersebut.

BKPM juga mendukung program pemerintah tersebut dengan memberikan fasilitas / insentif antar lain :

1. Tax Allowance, bagi pengembangan kawasan wisata (KBLI 68120) tersedia tanpa syarat, dengan mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 18/2015.

2. Fasilitas bea masuk, memberikan pembebasan bea masuk atas impor mesin, barang dan bahan untuk industri yang menghasilkan jasa layanan seperti, Pariwisata dan Budaya, Transportasi / Komunikasi Jasa Angkutan Umum, Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Pertambangan, Konstruksi, Industri Telekomunikasi, dan Pelabuhan.

3. Value added tax, dengan insentif tersebut diharapkan akan industry pariwisata akan berkembang disemua wilayah Indonesia.

Semoga pemerintah dan daerah bisa bersinergi mengembangkan industri pariwisata Indonesia ya!

5 komentar

  1. Industri pariwisata jogja juga udh mulai maju ya

    BalasHapus
  2. Akses ke tempat pariwisatanya, nih, yang bikin mahal jalan-jalan di Indonesia.

    BalasHapus
  3. semoga pariwisata diindonesia semakin berkembang dan banyak wisatawan datang...

    BalasHapus
  4. Semoga dengan bertambahnya investor yg tertarik masuk ke Indonesia, investasi di sektor pariwisata bertambah dan merata di seluruh Indonesia

    BalasHapus
  5. Boyolali juga sudah mulai majuuu

    BalasHapus